Ahad 09 May 2021 19:51 WIB

Covid-19 India: Kematian Diperkirakan Tembus Sejuta Agustus

Pusat penelitian memperkirakan India alami 1 juta kematian akibat Covid pada Agustus

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India,  Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Editorial yang diterbitkan jurnal medis Lancet mengatakan kematian akibat Covid-19 di India berpotensi mencapai satu juta jiwa pada 1 Agustus mendatang. Ia mengutip perkiraan data Institute for Health Metrics and Evaluation, pusat penelitian kesehatan global independen dari University of Washington.

“Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa India akan mengalami 1 juta kematian yang mengejutkan akibat Covid-19 pada 1 Agustus. Jika hasil itu terjadi, pemerintah (Perdana Menteri Narendra) Modi akan bertanggung jawab untuk memimpin kasus bencana nasional yang ditimbulkan sendiri,” kata Lancet dalam editorialnya, dikutip laman Aljazirah, Ahad (9/5).

Dalam editorialnya, Lancet meminta Pemerintah india mengadopsi strategi “dua cabang” guna melawan pandemi, yakni mempercepat vaksinasi dan menekan penularan virus. “Keberhasilan upaya itu akan bergantung pada pemerintah yang mengakui kesalahannya, memberikan kepemimpinan yang bertanggung jawab dan transparansi, dan menerapkan respons kesehatan masyarakat yang berlandaskan sains,” katanya.

Menurut Lancet, upaya Modi membendung kritik terkait penanganan pandemi di India tidak bisa dimaafkan. Lancet bahkan menilai, pemerintahan Modi lebih berniat menghapus kritik di platform media sosial Twitter daripada berusaha mengendalikan pandemi.

Kementerian Kesehatan India mengumumkan terdapat 403.738 kasus baru Covid-19 pada Ahad. Peningkatan kasus masih sangat tinggi meskipun beberapa negara bagian di sana telah menerapkan karantina wilayah (lockdown) ketat. Selain itu,  India juga melaporkan 4.092 kematian selama 24 jam terakhir. Ini merupakan hari kedua berturut-turut India mencatatkan lebih dari 4.000 kematian dalam sehari. Dengan peningkatan terbaru tersebut, kini India telah mencatatkan 22,3 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 242.362 jiwa.

Pada Sabtu (8/5) lalu, Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, varian Covid-19 B.1.617 merupakan faktor penyebab gelombang besar Covid-19 di India saat ini. Varian itu terdeteksi pertama kali pada Oktober lalu. “Sudah banyak akselerator yang dimasukkan ke dalam ini,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement