REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus menyerukan penghentian aksi kekerasan yang sedang berlangsung di Yerusalem. Dia menyerukan para pihak terkait mencari solusi guna menghormati identitas multikultural kota suci tersebut.
“Kekerasan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan,” kata Paus Fransiskus pada jemaat yang berkumpul di Saint Peter Square, Roma, pada Ahad (9/5).
Bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel pecah di luar kota tua Yerusalem pada Sabtu. Bentrokan dipicu upaya polisi Israel membubarkan ribuan warga Muslim Palestina yang tengah melaksanakan sholat, sekaligus memperingati Lailatul Qadr, di Masjid Al Aqsa. Usaha pembubaran dilakukan dengan menggunakan granat kejut dan meriam air.
Pemuda Palestina kemudian melawan polisi Israel dengan cara melemparkan batu dan botol serta merobohkan barikade polisi di jalan-jalan menuju gerbang kota tua Yerusalem. Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, sedikitnya 53 orang terluka dalam kejadian tersebut. Sementara kepolisian Israel menyebut satu personelnya mengalami luka-luka.
Israel mengatakan sengaja menambah pasukan keamanan pada Sabtu lalu untuk mengantisipasi konfrontasi lebih lanjut di Yerusalem. Pada Jumat (7/5), polisi menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah pemuda-pemuda Palestina yang berada di sekitar Al Aqsa. Setidaknya 205 warga Palestina dan 18 personel keamanan Israel terluka dalam bentrokan pada Jumat.
Bentrokan juga terjadi di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Saat ini warga Palestina di sana tengah menghadapi upaya penggusuran. Sejumlah pemukim Yahudi Israel bahkan telah merebut paksa dan mengklaim rumah penduduk Palestina di daerah tersebut sebagai kediamannya. Pada Sabtu lalu, polisi Israel mengatakan puluhan pengunjuk rasa melemparkan batu ke para petugas.