Ahad 09 May 2021 20:45 WIB

Dokter: Larangan Mudik untuk Tekan Penularan Covid-19

Saat ini peningkatan kasus sudah mulai terjadi di tengah masyarakat.

Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sejumlah kendaraan di posko penyekatan mudik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sejumlah kendaraan di posko penyekatan mudik.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter spesialis paru dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P mengatakan, larangan mudik merupakan kebijakan tepat yang bertujuan untuk menekan angka penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

"Pada umumnya lonjakan kasus Covid-19 sering berkaitan dengan momen berkumpulnya orang-orang dan peningkatan mobilitas penduduk, sehingga larangan untuk tidak mudik sangat tepat mencegah peningkatan mobilitas penduduk," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad (9/5).

Dia mengingatkan bahwa pada saat ini peningkatan kasus sudah mulai terjadi di tengah masyarakat. Misalkan klaster perkantoran di DKI jakarta, klaster takziah di Semarang, klaster tarawih di Banyumas dan lain sebagainya.

"Belajar dari kenyataan ini, serta pengalaman dari Idul Fitri 1441 Hijriyah tahun lalu di mana terjadi tren kenaikan kasus 14 hari setelah Hari Raya Idul Fitri dengan kenaikan laju positif harian yang meningkat maka sangat penting membuat kebijakan yang membatasi mobilitas," katanya.

Dia menambahkan, pengalaman yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 akan dengan mudah berlanjut semakin luas dan tidak terkontrol jika masyarakat tidak memperkuat protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas mobilitas penduduk.

Oleh karenanya, sesuai dengan imbauan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, maka masyarakat harus terus memperkuat protokol kesehatan dan mematuhi aturan larangan mudik.

"Sesuai imbauan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, masyarakat diimbau untuk mengedepankan kepentingan kemanusiaan dan ikut berkontribusi menekan angka penularan Covid-19 dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, menjalani vaksinasi dan tidak mudik," katanya.

Dia menambahkan bahwa kendati tidak mudik, masyarakat tetap bisa melakukan silaturahimIdul Fitri secara virtual atau daring. "Setiap individu perlu mengambil peran pencegahan dan saling mengingatkan satu sama lain dengan tetap memperkuat larangan protokol kesehatan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement