Ahad 09 May 2021 20:52 WIB

Militer Fipilina Pukul Mundur ISIS di Kota Datu Paglas

Terjadi baku tembak antara militer Filipina dan militan ISIS

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Terjadi baku tembak antara militer Filipina dan militan ISIS. Militer Filipina
Foto: AP
Terjadi baku tembak antara militer Filipina dan militan ISIS. Militer Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Lusinan militan Muslim Filipina yang terkait dengan ISIS menyerang sebuah kota di Filipina selatan. Insiden itu melibatkan militer dalam baku tembak pada Sabtu (8/5) yang berakhir saat pasukan pemerintah mengusir mereka. 

Para militan dengan kelompok Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF) memasuki kota Datu Paglas di provinsi Maguindanao saat fajar. Mereka diklaim mengambil alih pasar umum. 

Baca Juga

"Warga sipil yang panik melarikan diri dan melapor ke pihak berwenang dan pasukan militer kami di dekat daerah itu diberangkatkan," kata juru bicara militer Letnan Kolonel John Paul Baldomar dilansir dari eurasiareview pada Ahad (9/5). 

Baldomar mengatakan pemerintah segera mengirim pasukan ke sana untuk mengevakuasi warga sipil. Dia mengklaim pasukan pemerintah sukses menghalau para militan. 

"Kami telah berhasil mengusir mereka dan mereka lari ke berbagai arah, meskipun sekarang, kami terus memantau daerah tersebut, dan operasi pengejaran kami sedang berlangsung," ujar Baldomar.  

Baldomar menyatakan tidak ada laporan tentang adanya sandera selama pengepungan pasar oleh para militan. Pasukan militer sempat mengunci jalan raya menuju kota untuk memastikan keamanan publik.  

Baldomar mengatakan pada awalnya, militer mengizinkan otoritas sipil setempat untuk melibatkan pejuang BIFF dalam dialog untuk menyelesaikan situasi tersebut. Tetapi para pejuang BIFF menembaki warga sipil yang masih berada di daerah itu. Kondiai itu memaksa tentara untuk membalas tembakan.  

"Baku tembak dipicu ketika orang-orang bersenjata menembaki penumpang sipil yang terjebak, memaksa pasukan kami untuk membalas," ucap Baldomar. 

BIFF adalah faksi yang memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), bekas kelompok separatis terbesar di negara itu yang sekarang menguasai wilayah otonom di selatan setelah menandatangani pakta perdamaian dengan pemerintah Filipina. Namun BIFF terbagi menjadi faksi-faksi yang lebih kecil, salah satunya dipimpin oleh Abu Turaife.  

Turaife secara terbuka berjanji setia kepada ISIS, dan faksi lain dipimpin oleh Ustadz Karialan (alias Imam Minimbang), yang pasukannya lebih setia pada ideologi separatis BIFF. BIFF mendukung pengepungan lima bulan di Marawi, sebuah kota di bagian lain selatan yang dilakukan oleh pejuang pro-ISIS Asia Tenggara dan Timur Tengah pada 2017. 

Pada 2019, BIFF disalahkan atas serangkaian serangan bom di Filipina selatan, termasuk di pasar kota dan di sebuah restoran di kota Isulan yang masing-masing melukai delapan dan 18 orang. Dan pada bulan Maret, 14 pejuang BIFF tewas dalam bentrokan di kota Datu Saudi Ampatuan, juga di Maguindanao. 

Otoritas Filipina juga mengaitkan BIFF dengan serangkaian insiden kekerasan di selatan bulan lalu terkait dengan penentangan kelompok itu terhadap pembentukan pasukan penjaga perdamaian gabungan antara MILF dan militer. 

Sumber: eurasiarevie 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement