Ahad 09 May 2021 21:57 WIB

Penerapan Prokes Pusat Perbelanjaan di Ciputat tak Maksimal

Meski sudah ada petugas mengingatkan prokes, kepadatan tetap tak terelakkan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung memindai pembayaran usai berbelanja kebutuhan lebaran di pusat perbelanjaan yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (5/5/2021). Pemerintah lewat Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk melakukan belanja kebutuhan lebaran secara daring, hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pengunjung memindai pembayaran usai berbelanja kebutuhan lebaran di pusat perbelanjaan yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (5/5/2021). Pemerintah lewat Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk melakukan belanja kebutuhan lebaran secara daring, hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Pusat-pusat perbelanjaan di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten tampak menggeliat. Pantauan Republika, Ahad (9/5) sekira pukul 14.00 WIB, para pengunjung tumpah ruah memadati area Pasar Ciputat, Plaza Ciputat, serta pusat perbelanjaan lain di sekitarnya.

Dari sisi depan, parkiran area pusat perbelanjaan Pasar Ciputat dan Plaza Ciputat penuh sesak, bahkan antrian untuk keluar dari parkiran mengular. Di sisi luar jalan, tepatnya di sepanjang Jalan Dewi Sartika, kendaraan lalu lalang memadati jalanan, lengkap dengan klakson yang bersahutan. Kendaraan bergerak merayap sekitar satu hingga dua kilometer (km).

Warga yang hendak berbelanja hilir mudik mengunjungi pertokoan yang ada di kawasan tersebut. Tak hanya orang-orang berusia produktif yang menyambangi pusat perbelanjaan, tetapi juga banyak anak-anak dan lanjut usia (lansia).

Menilik dari sisi depan hingga ke dalam Plaza Ciputat dan Pasar Ciputat, tampak penerapan protokol kesehatan (prokes) belum benar-benar dijalankan oleh seluruh pengunjung maupun pedagang, meski petugas telah berkali-kali memperingatkan.

"Kepada bapak/ibu tolong diperhatikan, terus pakai masker, cuci tangan, serta menjaga jarak," suara seorang petugas menggunakan pengeras suara atau toa di pintu masuk Plaza Ciputat. Setiap beberapa menit, suara peringatan itu terdengar berkali-kali.

Tiga orang petugas terlihat memastikan pengunjung yang hendak memasuki Plaza Ciputat telah melewati alat pengukur suhu tubuh serta menggunakan masker. Bagi yang tidak mengenakan masker akan ditegur dan disuruh untuk menggunakannya.

Di dalam pusat perbelanjaan tersebut, kepadatan pengunjung terlihat terpusat di lantai satu yang notabene dagangan para penjual berupa pakaian. Sebagian besar pengunjung mengenakan masker, tapi tak jarang yang hanya mengenakannya di dagu, dan ada pula yang mencopotnya. Sayangnya tidak ada petugas di dalamnya yang sekiranya menegur mereka yang melanggar prokes.

Bergerak ke sisi Pasar Ciputat, kepadatan lebih santer terlihat. Tidak sekedar padat, tapi juga menimbulkan kerumunan karena penerapan jaga jarak tampak sulit dilakukan, bahkan bisa saling senggol antar pengunjung.

Pasalnya, jalan yang dilewati pengunjung memang tampak sempit, sementara pengunjung terus berdatangan dan memenuhi area pasar. Beberapa pengunjung dan pedagang tampak tidak mengenakan masker. Terlebih pengunjung dari kalangan anak-anak.

Di lokasi Pasar Ciputat, sejumlah toko menjadi paling dominan diramaikan oleh pengunjung, terutama adalah toko emas. Lagi-lagi, meski ada petugas jaga di depan yang mengarahkan pengunjung untuk mengecek suhu tubuh serta memperingatkan untuk mengenakan masker, namun kepadatan tetap tak terelakkan. Pembatasan orang di lokasi-lokasi padat tersebut tampak tidak diterapkan.

Ningsih (43 tahun), seorang pengunjung asal Ciputat mengaku agak takut dengan keramaian di area Pasar Ciputat dan Plaza Ciputat karena bisa menjadi klaster penyebaran Covid-19. Namun, dia menuturkan bahwa dirinya memang butuh untuk membeli pakaian untuk momen Lebaran Idul Fitri.

"Tujuan saya beli baju Lebaran. Habis gimana sudah setahun enggak ada kegiatan, bosan. Tapi saya memang menghindari yang terlalu ramai, jadi saya cari yang tokonya aman," ujar Ningsih saat ditemui Republika di kawasan Pasar Ciputat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement