REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada saat bulan suci Ramadhan, umat Islam senantiasa memperhatikan jam untuk mengetahui waktu terakhir sahur, dan berbuka yang ditandai dengan masuknya sholat maghrib. Namun bagaimana dengan penentuan waktu sholat di Arab saat belum ada jam?
Dilansir dari laman Youm7 pada Ahad (9/5), Muslim membutuhkan hal ini untuk dapat menentukan waktu sholat. Mereka menggunakan jam matahari yang ditemukan saat ekspansi ke Yunani pada abad ketujuh masehi. Umat Muslim menggunakan jam matahari untuk mengukur jarak dan waktu sholat.
Jam matahari dianggap sebagai salah satu mesin pengukur waktu tertua karena sejarahnya berasal dari 3500 SM. Ini adalah alat untuk menentukan waktu dengan bayangan suatu benda.
Bayangan ini akan berubah sesuai dengan perubahan posisi dan jalur matahari. Pada siang hari, ditentukan oleh panjang bayangan yang terpendek.
Penggunaan jam matahari, waktu ditunjukkan berdasarkan pergerakan matahari di meridian. Dasar kerja jam matahari yakni lewat perubahan panjang dan arah bayangan pada siang hari. Di belahan bumi utara, arah bayangan pagi ke barat dan siang ke utara. Sedangkan sore ke arah timur.
Sumber: youm7