Senin 10 May 2021 07:10 WIB

Tangani Covid, India Rekrut Mantan Petugas Medis Militer

Di India, kasus Covid-19 dan kematian telah mencapai rekor setiap dua atau tiga hari.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021. Kementerian Pertahanan India menyatakan, pemerintah akan merekrut ratusan mantan petugas medis militer untuk mendukung sistem perawatan kesehatannya yang kewalahan, Ahad (9/5/2021).
Foto: Anadolu Agency
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021. Kementerian Pertahanan India menyatakan, pemerintah akan merekrut ratusan mantan petugas medis militer untuk mendukung sistem perawatan kesehatannya yang kewalahan, Ahad (9/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kementerian Pertahanan India menyatakan, pemerintah akan merekrut ratusan mantan petugas medis militer untuk mendukung sistem perawatan kesehatannya yang kewalahan, Ahad (9/5). Negara itu sedang bergulat dengan rekor infeksi Covid-19 dan kematian di tengah seruan untuk penguncian nasional kembali.

Sekitar 400 petugas medis diharapkan melayani kontrak selama maksimal 11 bulan. Kementerian Pertahanan mengatakan, dokter pertahanan lainnya juga telah dihubungi untuk bisa menerima konsultasi daring.

Baca Juga

Kasus Covid-19 dan kematian telah mencapai rekor setiap dua atau tiga hari. Kematian meningkat lebih dari 4.000 untuk hari kedua berturut-turut pada Ahad. 

Banyak negara bagian India telah memberlakukan penguncian ketat selama sebulan terakhir sementara yang lain telah mengumumkan pembatasan pergerakan publik dan menutup bioskop, restoran, pub, dan pusat perbelanjaan.

Tapi, tekanan meningkat pada Perdana Menteri India, Narendra Modi, untuk mengumumkan penguncian nasional seperti yang terjadi selama gelombang pertama tahun lalu. Indian Medical Association (IMA) menyerukan penguncian yang lengkap, terencana, dan diumumkan sebelumnya, alih-alih jam malam sporadis dan pembatasan yang diberlakukan oleh negara bagian selama beberapa hari pada suatu waktu.

"IMA heran melihat kelesuan ekstrim dan tindakan tidak pantas dari kementerian kesehatan dalam memerangi krisis yang menyiksa yang lahir dari gelombang kedua pandemi Covid-19 yang menghancurkan," kata asosiasi itu.

Modi berjuang melawan kritik karena mengizinkan pertemuan besar di festival keagamaan dan mengadakan rapat umum pemilihan besar-besaran selama dua bulan terakhir bahkan ketika kasus Covid-19 melonjak. Kementerian Kesehatan melaporkan 4.092 kematian selama 24 jam terakhir, menjadikan jumlah kematian keseluruhan menjadi 242.362. Kasus baru naik 403.738, hanya sedikit dari rekor dan meningkatkan total sejak awal pandemi menjadi 22,3 juta.

Negara penghasil vaksin terbesar di dunia telah memvaksinasi penuh lebih dari 34,3 juta, atau hanya 2,5 persen dari 1,35 miliar populasinya pada Ahad. Dukungan telah mengalir dari seluruh dunia dalam bentuk tabung oksigen dan konsentrator, ventilator, dan peralatan medis lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement