Senin 10 May 2021 11:39 WIB

Paus Fransiskus Bersikap Usai Israel Serang Masjid Al-Aqsa

Paus Fransiskus meminta serangan Israel ke Masjid al-Aqsa dihentikan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Paus Fransiskus Bersikap Usai Israel Serang Masjid Al-Aqsa. Foto: Kondisi Masjidil Aqsa pascapenyerangan polisi Israel Jumat malam (7/5/2021).
Foto: Anadolu Agency
Paus Fransiskus Bersikap Usai Israel Serang Masjid Al-Aqsa. Foto: Kondisi Masjidil Aqsa pascapenyerangan polisi Israel Jumat malam (7/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN -- Paus Fransiskus pada Ahad (9/5) menyerukan diakhirinya bentrokan di Yerusalem. Fransiskus mengatakan, dia terus memantau perkembangan di Yerusalem dan mendesak para pemangku kepentingan untuk mencari solusi dan menghormati Kota Suci.

 
"Identitas multiagama dan multibudaya Kota Suci harus dihormati. Kekerasan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan," kata Fransiskus, dilansir Anadolu Agency, Senin (10/5).
 
Setidaknya 205 warga Palestina terluka pada Jumat (7/5) setelah Israel menyerang Masjid al-Aqsa, Gerbang Damaskus Kota Tua, dan Sheikh Jarrah. Polisi Israel menyerang jamaah Muslim di dalam Masjid al-Aqsa ketika mereka melakukan Tarawih.
 
Masjid al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount" dan mengeklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi pada zaman kuno.
 
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir warga Palestina memprotes rencana pengusiran oleh Israel di lingkungan permukiman Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Protes itu terjadi ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel pada awal tahun ini.
 
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980. Tindakan Israel ini tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement