Klaster Tarawih Muncul di Purbalingga
Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
klaster pesantren (ilustrasi) | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Klaster jemaah shalat tarawih juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Hingga Ahad (9/5), tercatat ada 19 jemaah yang terpapar Covid-19. Seluruhnya merupakan jemaah dari masjid di Desa Baleraksa Kecamatan Kemangkon.
''Kami masih melakukan tracing atas kasus ini. Insya Allah, beberapa orang yang tercatat melakukan kontak erat dengan ke-19 jamaah tersebut akan dilakukan tes antigen. Kalau hasilnya reaktif, kita lanjutkan ke PCR,'' jelas Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono, Ahad (9/5).
Dia menyebutkan, kasus Covid-19 yang memapar para jemaah ini, diketahui setelah warga yang menjadi kerap menjadi imam shalat di masjid tersebut, terpapar Covid-19. Warga tersebut, bahkan saat ini menjalani perawatan di RSU Margono Soekarjo Purwokerto.
Dari kasus tersebut, pihak Dinkes melakukan tracing dan menemukan ada 23 jamaah tarawih masjid yang masuk kategori kontak erat dengan pasien. Terhadap para jemaah tersebut, pihak Dinkes melakukan tes antigen. ''Hasilnya 19 orang dipastikan positif, sedangkan empat orang lainnya negatif,'' katanya.
Terkait temuan ini, Hanung menyatakan masih melakukan tracing terkait kasus ini. Rencananya, Senin (10/5), akan dilakukan testing terhadap mereka yang dinilai melakukan kontak erat.
Pada warga yang hasil tes antigennya positif, saat ini telah diminta untuk karantina mandiri di rumah masing-masing. Hasil tes tersebut, menurutnya, masih akan ditindaklanjuti dengan tes PCR.
Sementara terkait kasus klaster 'Jenguk Bayi' di Desa Tanalum Kecamatan Rembang, Hanung menyebutkan, jumlah warga yang terkonfirmasi positif masih terus bertambah. Bahkan dia menyebutkan, terakhir sudah ada lebih dari 30 warga yang dinyatakan positif Covid-19. Awalnya, ada 18 warga klaster 'Jenguk Bayi' yang terpapar Covid-19.