Rumah Singgah yang Disiapkan Pemdes Banyubiru Belum Terisi
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Rumah singgah (ilustrasi). | Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menyusul adanya pergerakan para pemudik kendati ada larangan mudik oleh pemerintah, Pemerintah Desa (Pemdes) Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang telah menyiapkan tiga lokasi tempat isolasi.
Ketiga tempat isolasi yang disiapkan bersama dengan Satgas Jogo Tonggo Desa Banyubiru tersebut memanfaatkan bangunan rumah kosong di beberapa lingkungan serta memiliki kapasitas 12 tempat tidur.
"Rumah untuk isolasi atau singgah sementara tersebut kami siapkan untuk mengantisipasi jika ada pemudik dari luar daerah tiba di Desa Banyubiru," ungkap Kepala Desa (Kades) Banyubiru, Sri Anggoro Siswaji, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (10/5).
Ia mengakui, Pemdes Banyubiru bersama Satgas Jogotonggo desa setempat telah mengantisipasi kedatangan sejumlah warga Banyubiru yang selama ini merantau ke luar daerah seperti di Makassar, Denpasar, Jakarta bahkan juga ada yang menjadi pekerja migran di Jepang.
Sebab sejak pekan kemarin mereka sudah ada yang mudik dan tiba di kampung halamannya tersebut. Antisipasi dilakukan dengan menyiapkan tempat isolasi khusus bagi pemudik jika yang bersangkutan diketahui positif terinveksi Covid-19.
"Pengalaman Lebaran tahun lalu, pemudik yang datang ke Desa Banyubiru ini jumlahnya mencaapai 235 orang. Padahal saat itu Pemerintah juga sudah melarang mudik akibat pandemi Covid-19," jelasnya.
Sekretaris Desa (Sekdes) Banyubiru, Manto menambahkan, pada pekan lalu jumlah pemudik yang tiba di Desa Banyubiru sudah ada delapan orang. Sampai dengan hari ini, berdasarkan pembaruan melalui grup online RT/ RW sudah tercatat 24 orang.
Sejauh ini, dari ke-24 pemudik yang sudah tiba di Banyubiru tidak ada yang masuk ke tempat isolasi mandiri. Semuanya dalam kondisi sehat dan tidak terkonfirmasi positif Covid-19 yang dikuaatkan dengan dokumen (surat keterangan hasil swab antigen).
Guna mengantisipasi kesehatan selama berada di Desa Banyubiru, masih jelas Sumanto, Satgas Jogo Tonggo juga berkoordinasi dengan Puskesmas Banyubiru. Kepada warga perantau yang mudik juga diwajibkan untuk mengisi system pelaporan dan dan disampaikan melalui grup online RT/ RW.
Dalam sistem pelaporan tersebut, lanjutnya, pemudik yang bersangkutan wajib mencantumkan beberapa hal, antara lain seperti nama, alamat, keperluan, asal daerah mudik, tanggal berangkat, kedatangan dan tanggal kembali,
Termasuk juga kendaraan yang digunakan, kondisi umum kesehatan yang diperkuat dokumen hasil tes dari klinik kesehatan atau fasilitas kesehatan resmi. Selama yang bersangkutan bearada di Banyubiru, juga direkomendasikan untuk selalu memakai masker, tidak berinteraksi dengan warga lain.
Denga demikian, para pemangku lingkungan, Satgas jogo Tonggo dan aparat desa bisa mengontrol para pemudik yang sudah tiba tersebut.
Dengan demikian, tiga rumah singgah (isolasi) yang disiapkan di wilayah RW 01, RW 02 dan di Dusun Randusari masih belum terisi. Guna memantau keseharian para penghuni rumah singgah, juga dipasang CCTV yang terkoneksi dengan ponsel perangkat desa," katanya menambahkan.