REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR - Seiring meningkatnya kasus Covid-19 dan menjelang perayaan Idulfitri, pemerintah di Jammu dan Kashmir yang dikelola India pada Minggu memperpanjang lockdown satu pekan lagi. Pihak berwenang mengatakan jam malam, yang seharusnya berakhir pada 10 Mei, telah diperpanjang hingga 17 Mei.
"Lockdown yang diperpanjang akan tetap berlaku di semua 20 distrik di kawasan itu," kata Departemen Informasi dan Hubungan Masyarakat Regional.
Selama pemberlakuan jam malam, hanya sejumlah layanan penting seperti toko bahan makanan dan rumah sakit yang diizinkan beroperasi. Wilayah Jammu dan Kashmir telah melaporkan lebih dari 200 ribu kasus dan 2.600 kematian akibat Covid-19 sejauh ini.
Sejak Maret, sebanyak 2,2 juta orang telah divaksinasi. Hari raya umat Muslim yang menandai akhir Ramadhan, bulan puasa, juga dirayakan secara tertutup tahun lalu.
Wilayah sengketa
Sebagian wilayah Kashmir dikuasai oleh India dan Pakistan, tetapi diklaim keduanya secara penuh. Sebagian kecil wilayah itu juga dikuasai China.
Sejak dipartisi pada 1947, kedua negara telah berperang tiga kali, dua di antaranya memperebutkan Kashmir. Sejumlah kelompok Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk mencapai kemerdekaan sendiri.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang telah terbunuh dan disiksa dalam konflik tersebut sejak tahun 1989.