Selasa 11 May 2021 04:10 WIB

Cara Baru Muslim AS Rayakan Ramadhan Selama Pandemi

Pandemi memaksa masjid di AS untuk menutup pintunya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim membaca Al-Quran sebelum melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto: AP/Shafkat Anowar
Umat Muslim membaca Al-Quran sebelum melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. (AP Photo/Shafkat Anowar)

REPUBLIKA.CO.ID,  MISSOURI -- Basiyr Rodney, direktur Masjid Baitul Hafeez di utara St. Louis, menghargai perasaan para Muslim yang kembali beribadah di masjid di bulan Ramadhan tahun ini. Sebab, tahun lalu, pandemi memaksa masjid untuk menutup pintunya. Kini vaksin tersedia secara luas dan banyak Muslim yang lebih nyaman beribadah di masjid.

"Ini sedikit lebih normal daripada sebelumnya, dari sudut pandang bahwa setidaknya orang berkumpul dalam kelompok yang sangat kecil," kata Rodney, dilansir dari laman St. Louis Public Radio, Senin (10/5).

Baca Juga

Banyak pemimpin Muslim meyakinkan orang-orang, bahwa vaksin diperbolehkan selama Ramadhan. "Ini adalah masalah kesehatan di mana Anda tahu Anda akan meminum obat apa yang mungkin berdampak pada tubuh Anda dengan cara tertentu," katanya.

Rodney mengatakan ada banyak cara untuk berpartisipasi di bulan suci Ramadhan. Seringkali, Muslim menetapkan target. Misalnya mengkhatamkan Alquran selama sebulan. "Itu semacam tanda kemajuan yang Anda coba buat dalam kehidupan spiritual Anda sendiri," katanya.

Biasanya pada bulan Ramadhan, banyak orang sering mengadakan pertemuan besar di rumah atau masjid untuk berbuka puasa. Setelah itu, rombongan berkumpul di masjid untuk sholat tarawih. Ketika pandemi merajalela tahun lalu, selain masjid yang ditutup, orang-orang juga membatasi kontak mereka dengan teman dan keluarga.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement