REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabid Humas Polda Sumatra Barat Kombes Pol Satake Bayu Setianto mengatakan sejak Kamis (6/5) lalu, sudah 828 kendaraan pemudik dipaksa putar balik. 828 kendaraan ini berasal dari 10 pos penyekatan di perbatasan provinsi Sumbar dengan provinsi tetangga. "Sudah empat hari posko penyekatan hingga kemarin sudah ada 828 kendaraan yang diputar balik," kata Satake, Senin (10/5).
Satake menjelaskan 828 kendaraan yang dipaksa putar balik di pintu perbatasan tersebut, terdiri atas 252 kendaraan roda dua, 481 kendaraan roda empat pribadi, 59 travel, 26 bus dan 10 kendaraan lain-lain. Satake menambahkan jumlah orang yang menumpang atau menaiki kendaraan tersebut total sebanyak 6.561 orang. Pada hari pertama atau Kamis (6/5) jumlah orang yang harus putar balik sebanyak 3.263 orang. Hari kedua 1.258 orang, hari ketiga 1.360 orang dan kemarin sebanyak 680 orang.
Satake menyebut jumlah kendaraan yang harus dipaksa putar balik kemungkinan masih akan bertambah. Karena masih banyak pemudik yang nekat. Dari 10 titik penyekatan yang didirikan Polda Sumbar dan instansi terkait, titik terbanyak yang coba dilewati pemudik adalah di Kabupaten Lima Puluh Kota. Yaitu pemudik dari Provinsi Riau.
Satake meminta masyarakat perantau menahan diri untuk tidak mudik karena pemerintah sekarang sedang berupaya menekan angka penularan covid-19. "Kita berharap masyarakat yang berada di luar Sumbar agar tidak mudik. Tetap menahan diri di rumah kecuali untuk kepentingan urgen," ujar Satake.