Selasa 11 May 2021 11:59 WIB

Tempat Wisata di Zona Merah dan Oranye Banten Ditutup

Ini meliputi Cilegon, Serang, Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Tangsel.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy
Foto: Pemprov Banten
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, menyatakan, tempat wisata di zona merah dan oranye risiko Covid-19 ditutup. "Penutupan objek pariwisata itu berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan menteri ekonomi," kata dia, di Serang, Banten, Selasa (11/5).

Dia mengatakan, daerah dengan zona merah dan oranye, yaitu di Cilegon, Kabupaten Serang, Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang Selatan. Zona merah dan oranye menunjukkan penyebaran pandemi Covid-19 cukup tinggi sehingga tempat wisata yang berada di zona itu perlu ditutup agar tidak terjadi penularan lebih banyak lagi. 

Baca Juga

Namun, objek wisata di luar dua zona itu, yakni zona kuning, boleh dibuka dengan aturan jumlah pengunjung maksimal harus 50 persen dari kapasitas. 

"Kami minta pelaku usaha pariwisata harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun serta mencuci tangan," katanya menjelaskan.

Wilayah dengan zona kuning yakni Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. "Kami berharap kedua wilayah itu dapat mempertahankan zona kuning," katanya.

Dia mengatakan, Banten memiliki cukup banyak objek wisata mulai wisata pesisir pantai, wisata religius, hingga wisata alam. Keberadaan objek wisata ini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, penyerapan tenaga kerja juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten berkomitmen mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 melalui berbagai upaya dilakukan, termasuk dengan instansi terkait untuk memantau pergerakan orang di sejumlah penyekatan guna mengantisipasi mudik Lebaran. Ia mengatakan, pelaksanaan pelarangan mudik dilakukan dengan kolaborasi bersama Kepolisian Daerah Banten dengan menerjunkan personil di lapangan, baik kelengkapan maupun dukungan dari antigen yang ditempatkan di beberapa tempat penyekatan.

Mereka juga memantau membatasi pergerakan manusia agar tidak terjadi arus pulang kampung Lebaran, karena ada korelasi positif antara libur panjang, liburan, dan pertambahan signifikan kasus Korona."Kami minta masyarakat dapat menunda mudik Lebaran dan bisa dilakukan silaturahim dengan anggota keluarga melalui virtual," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement