Selasa 11 May 2021 13:50 WIB

Twitter dan Facebook Diduga Sensor Konten Palestina

Twitter dan Facebook dinilai mengalihkan pandangan publik dari pelanggaran Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Twitter. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Twitter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kantor media Pemerintah Palestina di Jalur Gaza mengkritik beberapa plaform media sosial, Senin (10/5). Facebook, Twitter, dan Instagram dituduh telah menyensor konten Palestina selama eskalasi di Yerusalem.

Kantor media Palestina kemudian menekankan bahwa langkah-langkah tersebut adalah bukti keterlibatan platform media sosial ini dengan otoritas Israel dan standar ganda mereka. Mereka mengalihkan pandangan publik dari pelanggaran pendudukan Israel sambil membatasi konten pro-Palestina dengan dalih melanggar standar penerbitan.

Baca Juga

"Tindakan semacam itu oleh platform utama ini merupakan pelanggaran kebebasan berpendapat dan berekspresi," demikian klaimnya. Pemerintah Palestina di Gaza meminta platform tersebut untuk mengakhiri "posisi anti-Palestina" mereka dan mengaktifkan kembali semua akun yang telah dilarang.

Ketegangan memuncak di daerah Sheikh Jarrah sejak pekan lalu ketika pemukim Israel menyerbu daerah itu setelah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina. Warga Palestina yang melakukan aksi solidaritas dengan warga di Sheikh Jarrah menjadi sasaran pasukan Israel.

Sementara itu, di Jalur Gaza, pesawat tempur Israel melakukan serangan udara baru di Jalur Gaza yang diblokade Selasa pagi (11/5). Menurut koresponden Anadolu Agency di wilayah tersebut, pesawat tempur terus menyerang berbagai bagian wilayah. Pesawat-pesawat tempur tersebut menghantam area pelabuhan di Kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Mereka juga menyerang posisi kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza barat.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada 1980. Langkah Israel itu merupakan sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement