Selasa 11 May 2021 14:01 WIB

Shalat Idul Fitri di Bandung Diminta Menyebar

Penkhotbah shalat Idul Fitri diimbau menyesuaikan dengan khotbah maksimal 20 menit.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Ribuan umat muslim mengikuti shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Kota Bandung
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan umat muslim mengikuti shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Kota Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Agama (Kemenag) Bandung dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung mengimbau kepada masyarakat agar melaksanakan shalat Idul Fitri menyebar di wilayah masing-masing dan tidak terpusat pada satu lokasi tertentu. Langkah tersebut dilakukan untuk meminimalisasi potensi kerumunan dan penyebaran Covid-19.

Kepala Kemenag Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaedi mempersilahkan masyarakat untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di lingkungan yang dekat dengan pemukiman sendiri dengan jumlah jemaah yang tidak banyak. Termasuk boleh melaksanakan shalat Idul Fitri di gang-gang pemukiman warga.

"Bisa (40 orang shalat Idul Fitri di gang-gang), justru itu yang diharapkan tidak tersentralisasi, terpecah. Silahkan musolah menyelenggarakan, masjid jami menyelenggarakan, mangga," kata Tedi di Balai Kota Bandung, Selasa (11/5).

Ia menuturkan, pelaksanaan salat Idul Fitri di lapangan pun dapat dilakukan dengan tetap menjaga dan memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu, pelaksanaan khotbah yang disampaikan diharapkan tidak lebih dari 20 menit.

Tedi menambahkan, sejauh ini belum ada masjid-masjid yang mengajukan akan melaksanakan salat Idul Fitri. Ia menyebutkan permohonan biasa diajukan kepada pemerintah tingkat kecamatan atau gugus tugas.

Ketua MUI Kota Bandung, KH. Miftah Faridl mengatakan pihaknya menyediakan teks khutbah shalat Idul Fitri bagi khatib yang memerlukan. Teks yang dibuat dipastikan tidak seragam namun memuat nilai umum yaitu mensyukuri Idul Fitri dan sabar dalam menghadapi musibah.

Ia mengatakan, bagi yang memerlukan bahan khotbah maka dapat menghubungi langsung MUI di tingkat kecamatan atau Kota Bandung. Sejauh ini, mereka yang meminta teks tersebut relatif tidak banyak sebab mayoritas pengkhotbah sudah terlatih dan biasa berkhotbah.

KH Miftah Faridl menambahkan, diharapkan pengkhotbah untuk mengikuti arahan khotbah maksimal 20 menit. Bagi mereka yang berkhotbah relatif lama maka diminta untuk menyesuaikan demi meminimalisasi penyebaran Covid-19.

"Khotbah sudah disampaikan sesingkat mungkin 20 menit dan doa isi khotbah meningkatkan ketakwaan membuktikan keberhasilan saum menjadi takwa dan sabar dan membangun ukhuwah persaudaraan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement