Selasa 11 May 2021 14:10 WIB

Ridwan Kamil Gelar Lelang Bantu Promosikan Brand Lokal

Produk tersebut terjual seharga Rp 53.800.000 lewat lelang instagram pribadinya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi memperkenalkan 21 produk hasil kolaborasinya bersama brand lokal di Pulau Jawa, Senin (10/5) malam dengan konsep lelang.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi memperkenalkan 21 produk hasil kolaborasinya bersama brand lokal di Pulau Jawa, Senin (10/5) malam dengan konsep lelang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara resmi memperkenalkan 21 produk hasil kolaborasinya bersama brand lokal di Pulau Jawa, Senin (10/5) malam dengan konsep lelang. 

Secara keseluruhan, produk tersebut terjual dengan harga Rp 53.800.000 dalam lelang lewat instagram pribadinya. Dalam lelang tersebut, 21 produk premium itu dibagi menjadi empat paket. Produk yang dilelang beragam, mulai dari jaket, sepatu, helm, batik, hingga alat makan.

Satu dari empat pemenang lelang tersebut merupakan anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang rela mengeluarkan mahar Rp 25 juta untuk paket yang berisi cincin (Sweda), varsity (Harimau Supply), sepatu (Exodo) dan tas kayu (Ruaya).

Ridwan Kamil mengatakan, gerakannya lahir ketika ia berkunjung ke salah satu brand lokal pembuat sepatu asal Bandung, Exodos, akhir tahun lalu. Saat itu Gally Rangga, owner Exodos, bercerita soal keresahan industri lokal akibat dampak pandemi Covid-19.

"Awalnya bentuk keprihatinan terhadap UMKM lokal yang lagi turun. Itu telihat dari statistik daya beli masyarakat yang menurun. Saya main ke Exodos, kita ngobrol dan ternyata yang anjlok itu hampir semua di lingkaran brand lokal," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (11/5).

Emil pun mencari cara untuk membantu brand lokal. Ide kolaborasi pun tercipta. Tak hanya di Jawa Barat, gerakan itu direspons positif hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Saya kan desainer, arsitek juga. Kalau saya imbau cuma beli produk kan biasa. Saya tawarkan kepada mereka, kalau mau saya ikut mendesain, ikut mikir. Karena desain itu terapi buat saya," katanya.

Menurutnya, dari situ tim ia mengumpulkan 21 brand yang punya nilai seni. Ternyata bermacam-macam dari jaket, sepatu, helm, cincin, batik, hingga alat makan.

Emil pun akhirnya membawa tema dwi warna dan membawa aksen megamendung dalam kolaborasi itu. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, proses tukar imajinasi pun berjalan menarik.

Emil rela meluangkan waktu untuk ikut mendesain 21 produk, diskusi bersama pemilik brand lokal untuk melahirkan produk berkualitas. 

"Dan saya senang banget karena walaupun prosesnya lama saya juga sebagai gubernur punya agenda sibuk banget. Tapi semua indah pada waktunya. Saya mewakafkan daya imajinasi saya dikombinasi menjadi upaya menolong brand lokal," paparnya.

Terjun langsung dalam proses desain, kata Emil, juga sebagai bentuk keseriusannya dalam mengangkat produk lokal. Artinya,  gerakan ini tak hanya gimmick. 

"Saya kan bukan lembaga pemodal. Saya ingin brand ini sustain jangan gimmick di awal nanti, mati muda. Makanya saya ingin long term. Saya bilang jual saja nama RK karena saya punya nilai marketing. Daya marketing pemimpin itu penting," paparnya. 

Emil pun menilai kualitas produk yang dihasilkan sangat memuaskan. Ia bahkan menjamin kualitas produk lokal bisa bersaing dengan produk luar. "Kalau dibandingkan produk luar, kita bisa bersaing. Saya berharap setelah ini brand yang saya bantu ini laris manis," katanya.

Dana dari hasil lelang tersebut pun,  akan dikembalikan kepada pemilik brand sebagai modal usaha. Rencananya, produk kolaborasi itu akan diproduksi secara massal.

"Jadi ini lelang hanya sementara nanti harapannya jangka panjang brand lokal bisa berjaya, kualitas dijaga, kolaborasi dipelihara dan saya gak akan berhenti. Ini gelombang satu nanti ada gelombang lainnya, masih ada peluang buat brand lain," katanya. 

Menurut owner dari Revolt Industry, Agung, pandemi sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup brand lokal tanah air. Pemilik brand asal Surabaya itu bahkan berupaya bertahan agar tak mem-PHK sekitar 40 pegawainya.

Gerakan ini, kata Agung, membawa semangat baru bagi brand lokal. Berdasarkan semangat bangkit bersama, Agung pun mulai merasakan energi baru untuk tetap hidup. 

"Terima kasih banget kita dari Jatim punya kesempatan kolaborasi. Saya inget Kang Emil pejabat yang fashionable. Selama ini kita terlalu fokus dengan ketakutan, sampai lupa bagaimana tetap hidup," kata Agung seraya mengatakan, apa yang dilakukan secara bersama bisa menggerakan ekonomi, bergerak bersama adalah cara untuk kita untuk bertahan. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement