REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) belum dapat menentukan penyebab pemuda 22 tahun asal Buaran, Jakarta, meninggal dunia setelah satu hari usai divaksinasi Covid-19. Ketua Komnas KIPI, Prof Hindra Irawan Satari, mengatakan, belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan kejadian itu dengan vaksinasi.
Hingga saat ini penyebab meninggalnya almarhum masih belum cukup bukti untuk dikaitkan dengan vaksinasi. "Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Prof Hindra dalam pernyataan Kementerian Kesehatan, Selasa (11/5).
Pemuda tersebut bernama Trio Fauqi Virdaus (Alm), yang meninggal pada Kamis (6/5). Almarhum disuntik vaksin AstraZeneca pada satu hari sebelumnya.
Mulanya, almarhum merasa demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin. Kondisinya melemah dan masih mengalami demam pada hari Kamis. Almarhum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB.
"Kementerian Kesehatan turut berduka atas meninggalnya Almarhum dan hasil investigasi Komnas dan Komda KIPI bisa segera didapatkan," kata Prof Hindra.
Komnas KIPI adalah lembaga kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pascaimunisasi. Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
"Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya," kata Prof Hindra.