Selasa 11 May 2021 14:54 WIB

Harga Bawang Merah Stabil Hingga Lebaran

Demak menyumbang sekitar tiga persen dari total produksi bawang merah nasional

Menjelang hari raya Idul Fitri 1442 H tahun 2021, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto bersama jajarannya meninjau sentra-sentra produksi Hortikultura di Jawa Tengah, Ahad (9/5).
Foto: istimewa
Menjelang hari raya Idul Fitri 1442 H tahun 2021, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto bersama jajarannya meninjau sentra-sentra produksi Hortikultura di Jawa Tengah, Ahad (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK--Menjelang Idul Fitri 1442 H, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto bersama jajarannya meninjau sentra-sentra produksi Hortikultura di Jawa Tengah, Ahad (9/5).

Prihasto mengunjungi hamparan bawang merah di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, dan selanjutnya akan mengecek ketersediaan di daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Diperkirakan luas pertanaman bawang merah di Demak mencapai 2.800 Ha, dengan provitasnya mencapai 7,62 ton per hektar. 

Saat ini Kabupaten Demak menyumbang sekitar tiga persen dari total produksi bawang merah nasional termasuk 0,2 persen untuk produksi cabai besar nasional. Saat ditemui pewarta di lokasi pertanaman, Dirjen Hortikultura sangat optimistis stok bawang merah di tingkat petani aman menjelang HBKN. "Kalau melihat kondisi neraca perdagangan saat ini, Insya Allah aman hingga lebaran nanti, yah paling ada distorsi sedikit, itu kadang masalah di pengangkutan, pedagang dan petani yang masih suasana lebaran, hal biasalah itu, tapi kami yakin tidak akan ada gejolak harga," katanya pada pewarta. 

Sebagai penyangga dan pemasok Jabodetabek, total neraca dari kabupaten ini mencapai kurang lebih 6.500 ton setiap bulan. Dengan kebutuhan Jabodetabek yang mencapai 13 ribu ton perbulan, Demak mampu memenuhi 2 persennya. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, produksi bawang merah secara nasional mencapai 1.815.445 ton, dari Kabupaten Demak berkontribusi sekitar 4,3 persen. 

Doktor Ilmu Tanah Universitas Putra Malaysia itu juga menuturkan jika harga bawang merah di tingkat petani cenderung stabil. "kalau petani disini menjual rata-rata diharga Rp. 15 ribu s.d Rp. 20 ribu, sementara BEP petani hanya diharga Rp. 10 ribu perkilogramnya, jadi keuntungannya lumayan, petani bisa tersenyum bahagia" tuturnya. 

Ditemui di tempat yang sama, petani bawang merah Abdul Rasyid mengapresiasi tim Kementan yang turun langsung ke lapangan. Ketua Kelompok Tani Jaya itu tak menampik jika kehadiran Dirjen Hortikultura menjadi anugerah tersendiri bagi petani Demak, sebab petani akhirnya bisa bertukar pikiran dengan pakar lingkungan itu. "Wah, kita di sini sangat bersyukur yah, pak Dirjen Hortikultura bisa hadir ngasi pengarahan ke kita, tadi beliau minta petani Demak lebih giat lagi, dan mencontoh kegigihan petani bawang Enrekang-Sulsel. Ya semoga nanti kita ini petani bisa studi banding kesanalah", harapnya. 

Petani bawang merah di Kecamatan Mijen, Demak sangat berharap kepada Kementan untuk diberikan bantuan berupa alat pengolah bawang merah, pasalnya sejauh ini petani masih kesulitan dalam proses pengolahan bawang merah siap saji. 

Sejauh ini Kementan sudah mengucurkan bantuan (APBN) kepada petani bawang merah di Jawa Tengah, khususnya Demak yaitu pengembangan kawasan seluas 50 Hektar dengan nilai Rp. 950 Juta. Dengan adanya bantuan ini pemerintah pusat berharap Kab. Demak bisa meningkatkan produksinya di tahun mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement