Selasa 11 May 2021 15:40 WIB

Tengku Zul: Dakwah 'Autumn Leaves' dan Kicau Merdu Bulbul

Mengenang Tengku Zulkarnain yang piawai bergitar dan bernanyi semerdu burung Bulbul

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain melakukan sesi wawancara bersama Republika di Jakarta, Rabu (5/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain melakukan sesi wawancara bersama Republika di Jakarta, Rabu (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.

Kesan penglihatan mata memang terkadang menipu. Apalagi bila hanya melihat sesaat, seperti tampilan dalam debat televisi. Kesan yang tampak bisa berbalikan.

Kesan ini didapat dari sosok pendkawah yang juga doktor komunikasi yang baru saja wafat, Tengku Zulkarnain. Penampilannya yang beserban, berjanggut, dan berjubah memang kerap dikesankan garang bagi sebagain orang. Apalagi, saat ini ada streotip bahwa mereka itu orang bergaya 'kearab-araban' seperti itu pasti radikal, garang, dan tak toleran.

Nah, sosok yang keras seperti tak terdapat dalam diri Tengku Zulkarnain. Bahkan, Wakil Ketua Umum MUI yang juga Ketua PP Muhammadiyah KH Anwar Abbas merasa sangat kehilangan atas wafatnya dia yang mendadak. Apalagi selama ini Tengku Zulkarnain yang dianggap sebagai adiknya gemar melucu dan bersoloroh riang.

''Bahkan, setelah wafat saya baru tahu persis bila dia mantan penyanyi profesional. Dia pernah menang dalam ajang lomba nyanyi pada zaman RRI, Bintang Radio. Tengku Zul ternyata kerap nyanyi di televisi dan juga dulu penulis lagu selain sebagai dosen,'' kata Anwar Abbas.

Dan, dari pengakuan mendiang Tengku Zul, dahulu memang dia sempat jadi seniman selain dosen. Sering menyanyi di televisi, cari tambahan dengan bikin lagu, jadi dosen. Dan, ini seiring dengan kebiasaannya berkhutbah di mimbar dakwah yang juga dilakukan sejak remaja.

''Saya mengaji dari kecil kepada ulama terkemuka di Medan. Selain itu, saya juga bermain musik karena ayah saya juga seniman. Kami bisa main semua alat musik kala itu,'' kata Tengku Zul suatu ketika.

Kebiasaan menyanyinya pun kerap dia bawa dalam berdakwah. Apalagi, perkumulan Jamaah Tabligh yang diikutinya tak mempersoalkan. Lagi pula di perkumpulan ini malah sekarang menjadi tempat 'hijrah'-nya para seniman musik. Para rocker ada di sana. Dahulu, misalnya, ada sosok 'Front Man' band Brass Rock legendaris The Rollies, Bangun Sugito (Gito Rollies). Kini, banyak sekali seniman musik ada di sana, misalnya ada sosok gitaris top dari band rock kondang asal Surabaya, Grass Rock: Edi Kemput.

Dalam sebuah tayangan Youtube, Tengku Zulkarnain pun sempat menceritakan bila kemampuannya memainkan gitar dan bernyanyi malah sempat terbukti ampuh untuk melawan tudingan radikal, sebagai anggota teroris ISIS dan sebutan peyoratif lainnya.

''Peristiwa itu saya alami saat berdakwah di Korea Selatan. Saya sempat akan ditangkap karena dianggap sebagai orang radikal dan teroris, Wahabi, dan lainnya. Nah, ketika mereka akan menangkap saya, kala itu dia kaget melihat saya berdakwah sambil menyanyi dan main gitar. Waktu itu lagu 'Titip Rindu'-nya Ebiet saya bawakan,'' ujarnya pada suatu perbincangan.

Nah, ketika tahu langsung bahwa dirinya berdakwah sambil menyanyi dan main gitar, kala itu aparat keamanan Korea Selatan mengurungkan tindakan untuk menangkapnya.

"Mana mungkin dia radikal. Mana mungkin dia Wahabi atau ISIS. Kalau dia begitu, tak mungkin dia berdakwah sambil menyanyi dan main gitar. Sebab, bagi kelompok itu main gitar dan nyanyi itu haram,'' ujar Tengku Zul sembari terkekeh sembari menirukan omongan aparat keamanan Korea Selatan yang akan menangkapnya.

Dan, sebagai bukti bahwa Tengku Zul bisa menyanyi dan bermain gitar dengan baik bisa dilihat pada video dalam tayangan di Youtube di bawah ini. Tengku Zul tak main-main karena berani menyanyi sembari memainkan gitar lagu yang sudah menjadi klasik 'Autumn Leaves'. Lagu ini sangat terkenal di dunia dan menjadi lagu abadi. Penyanyinya adalah biduan kulit hitam Inggris: Nat King Cole.

Dalam tayangan itu terlihat bahwa Tengku Zul memang mampu menyanyi dengan baik. Meski usia sudah tak muda lagi --bahkan sudah jauh melewati masa pensiunannya sebagai seorang dosen di USU Medan -- suaranya masih jernih. Cara duduk, memetik, dan mengetuk gitar terlihat sekali bila dia belajar memainkan gitar dengan baik. Tidak belajar di pinggir jalan atau autodidak. Petikan, harmoni, dan progresi chord gitarnya juga yahud.

Akhirnya, selamat jalan Tengku Zulkarnain. Tetap menyanyilah meski di alam sana. Menyanyilah bersama senandung burung bul-bul dan gemuruh nyaring merdu suara baginda Nabi Sulaiman AS. Nyanyikanlah terus lagu 'Autumn Leaves' yang memang bikin hati 'ngungun' merindu: Allah dan Rasulullah yang kau cintai ternyata akan selalu hadir di antara helai daun-daun yang gugur dalam musim semi.

Allahummaghfirlahu warhamhu.

...The falling leaves drift by the window

The autumn leaves of red and gold

I see your lips, the summer kisses

The sun-burned hands I used to hold

Since you went away the days grow long

And soon I'll hear old winter's song

But I miss you most of all my darling

When autumn leaves start to fall ...

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement