REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza, sebagai respons atas roket yang ditembakkan dari wilayah itu menuju Yerusalem pada Senin (10/5).
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, ada 20 orang yang menjadi korban tewas dalam serangan udara dari Israel tersebut. Termasuk di antaranya diketahui adalah anak-anak.
Ketegangan antara Israel dan Palestina telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hamas, faksi politik Palestina di Jalur Gaza mengatakan akan meluncurkan serangan pascabentrokan antara warga dengan polisi Israel di Yerusalem pada Senin (10/5).
“Kami telah mulai dan saya ulangi, mulai menyerang sasaran militer di Gaza,” ujar juru bicara militer Israel, Jonathan Concrius, dilansir BBC, Selasa (11/5).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Hamas telah melewati ‘garis merah’. Tindakan itu akan ditanggapi oleh negaranya dengan kekuatan besar.
Kekerasan terburuk di Yerusalem terjadi dengan lebih dari 300 warga Palestina terluka dalam konfrontasi dengan polisi Israel di luar Masjid al-Aqsa. Sebelumnya, ada pawai yang hendak digelar oleh kaum nationalis Israel dengan melewati wilayah Kota Tua.
Pawai menandai penguasaan Israel atas Yerusalem Timur pada 1967. Biasanya, ratusan orang mengibarkan bendera dan berjalan sambal menyanyikan lagu-lagu patriotik.
Namun, acara tersebut dianggap oleh banyak warga Palestina sebagai provokasi yang disengaja. Pawai tahun ini juga berlangsung bertepatan dengan hari-hari terakhir Ramadhan.
Kekerasan terbaru menyusul bentrokan berhari-hari antara Palestina dan polisi Israel di distrik terdekat Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, dengan kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka di sana oleh warga Yahudi menjadi titik fokus kemarahan Palestina.
https://www.bbc.com/news/world-middle-east-57053074