REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH—Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Muslim Palestina, terutama penyerangan yang menargetkan jamaah Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa pada Senin (10/5) malam lalu. Nicola Sturgeon dalam sebuah pernyataan di Twitter meminta pemerintah Israel untuk mendengarkan seruan komunitas internasional dan menghentikan serangannya terhadap situs tersuci ketiga Islam serta penggusuran ilegal terhadap penduduk Palestina di lingkungan yang diduduki Sheikh Jarrah.
"Menyerang tempat ibadah adalah tindakan tercela, dan menyerang masjid selama Ramadhan sama sekali tidak bisa dimaafkan," kata Sturgeon yang dikutip Republika.
"Itu juga merupakan pelanggaran hukum internasional. Israel harus memperhatikan seruan untuk segera menghentikan kekerasan," tulisnya, menyertakan tagar #SheikhJarrah yang menjadi trending di Twitter dalam seminggu terakhir.
Bulan ini, Pengadilan Distrik Yerusalem Israel memerintahakan keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Yerusalem Timur untuk mengosongkan rumah-rumah mereka. Sebagai gantinya, wilayah itu akan difungsikan sebagai situs pemukiman Israel.
Sebagai respon, warga Palestina telah melakukan demonstrasi dan protes untuk menentang keputusan pengadilan yang mendukung rencana penggusiran paksa tersebut. Di sisi lain, polisi Israel menanggapi protes tersebut dengan menembakkan granit asap kepada pengunjuk rasa.
Otoritas Israel juga memblokir seluruh akses bagi Muslim Palestina untuk beribadah di dalam atau sekitar Masjid Al-Aqsa. Aksi brutal Israel telah memicu kecaman internasional dengan banyak negara menyerukan Israel untuk menghentikan kegiatan jahatnya dan menghormati hukum internasional.
Lebih dari 200 warga Palestina terluka selama serangan Israel di Al-Aqsa dan daerah pendudukan lainnya di Yerusalem Timur.