REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pemuda di Indonesia meninggal dunia usai mendapatkan Vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku tetap mendistribusikan vaksin merek ini karena beberapa pertimbangan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengaku, Kemenkes belum memutuskan menarik distribusi Vaksin AstraZeneca. Dia menyebutkan, dua alasan mengapa Vaksin AstraZeneca masih dibagikan di Indonesia.
"Tidak, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sudah menyebutkan bahwa belum cukup bukti kaitan kematian dengan vaksinasi," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (11/5).
Apalagi, kata dia, kini lebiih dari 1 juta orang yang telah mendapatkan suntikan AstraZeneca. Tak hanya itu, Nadia menyebutkan, vaksin ini termasuk vaksin yang sudah masuk dalam daftar penggunaan darurat (Emergency Use Listing/EUL) dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO). "Artinya, vaksin AstraZeneca aman," ujarnya.
Jadi, dia meminta, masyarakat jangan merasa takut ketika mendapatkan vaksin ini. Mengenai persiapan khusus ketika akan mendapatkan vaksin ini, Nadia mengaku, tak ada yang spesial. Sebab, vaksin ini aman. Namun, dia menambahkan, kalau ada penyakit gangguan darah harus hati-hati dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokternya.
Sebelumnya, seorang pemuda 22 tahun, Trio Vauqi Virdaus, meninggal dunia pada 6 Mei 2021 lalu setelah mendapatkan suntikkan vaksin AstraZeneca. Diduga penyebab meninggalnya sama dengan yang pernah ada di negara-negara lain sebelumnya, yaitu pembekuan darah.