60 Sekolah di Kota Surabaya Jalin Kerja Sama Sister School
Red: Muhammad Fakhruddin
60 Sekolah di Kota Surabaya Jalin Kerja Sama Sister School (ilustrasi). | Foto: Antara/Makna Zaezar
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sebanyak 37 SD dan 23 SMP negeri maupun swasta di Kota Surabaya menjalin kerja sama dalam berbagai bidang, sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan masing-masing sekolah melalui program sister school.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan poin utama dari program sister school yang digagas dispendik ini adalah untuk pemerataan kualitas pendidikan di Surabaya. "Program ini rencananya mulai berjalan setelah Lebaran," katanya, Selasa (11/5).
Menurut dia, dengan adanya program itu diharapkan ke depan tidak ada lagi sekolah unggulan, melainkan semua sekolah di Surabaya unggul dengan memiliki kelebihan masing-masing. "Titik poin dari kegiatan ini adalah bagaimana kemudian masing-masing sekolah terjadi transfer berbagai macam dari kelebihan sekolah masing-masing. Karena kita yakin, tidak semua sekolah memiliki kelebihan, pasti ada kekurangan," kata Supomo.
Demikian pula sekolah di pinggiran yang dikatakan kurang maju, kata dia, pasti juga memiliki kelebihan. Dari sisi kelebihan itulah, lanjut dia, masing-masing sekolah bisa saling berbagi pengetahuan, sehingga diharapkan semuanya maju.
"Bahwa kami punya keinginan yang luar biasa untuk memajukan pendidikan di Kota Surabaya," ujarnya.
Supomo menyebut, beberapa sekolah di Kota Surabaya mengadakan sister school dengan lembaga pendidikan di luar negeri. Karena itu, dengan adanya program sister school ini, ia berharap tidak perlu lagi kemudian ke luar negeri. Terlebih, kondisi saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Sebab, banyak sekali yang kemudian bisa dipelajari antarsesama sekolah di Surabaya," katanya.
Menurut dia, ada beberapa kerja sama yang bisa disepakati antarsekolah, seperti pertukaran pelajar dan guru, hingga belajar manajemen sekolah. Apalagi, pihaknya menyadari bahwa tidak semua anak dilahirkan memiliki kelebihan matematika ataupun bahasa Indonesia, sebab kadang di antara anak itu memiliki kelebihan lain di bidang ekstrakulikuler, seperti olahraga.
Kasi Kurikulum Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya Iswati menjelaskan, semula kerja sama kemitraan ini berdasarkan keunggulan dan kebutuhan sekolah, namun antusias beberapa sekolah yang membuat sekolah mengusulkan secara mandiri kepada Dispendik Kota Surabaya.
"Jumlah keanggotaan kerja sama kemitraan ini berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan target capaian yang akan diperoleh masing-masing satuan pendidikan," katanya.
Ia mencontohkan, ada kelompok yang berisikan empat sekolah, terdiri atas dua sekolah negeri dan dua sekolah swasta. Kelompok ini sepakat menguatkan program literasi dan prestasi akademik serta penguatan pendidikan karakter.
Sementara kelompok lain, melakukan penguatan bidang penyiaran, kemampuan berbahasa asing, videografi, olahraga, kewirausahaan, hafiz Alquran, sekolah adiwiyata, dan lain sebagainya. "Satuan pendidikan tersebut akan saling bertukar informasi dan pengetahuan, bahkan bertukar sumber daya manusia (SDM) maupun pelajar," katanya.