Perusahaan investasi taipan Hong Kong, Li Ka-shing, Horizons Ventures Ltd. akan menjadikan Indonesia sebagai prioritas investasi dalam ekonomi digital. Hal ini diungkap oleh Solina Chau, orang kepercayaan Li Ka-shing.
Dilansir dari Bloomberg di Jakarta, Selasa (11/5/21) perusahaan yang taruhan awalnya pada Zoom Video Communications Inc. berkontribusi pada lonjakan kekayaan Li selama pandemi. Selama setahun terakhir, Horizon berinvestasi di tiga perusahaan rintisan yang berbasis di Indonesia dalam putaran pendanaan yang telah mengumpulkan lebih dari USD210 juta (Rp2,9 triliun).
Bermitra dengan salah satu pemodal ventura terbesar di Asia Tenggara, Alpha JWC Ventures dari Jakarta, Horizons berupaya mengidentifikasi perusahaan muda yang bisa menjadi paling populer berikutnya di kawasan ini.
Baca Juga: Covid-19 Menggila, Kekayaan Gabungan 140 Miliarder di India Tembus Rp8.509 Triliun!
Perusahaan investasi ini telah beralih ke negara berkembang setelah sebelumnya berfokus pada Amerika Utara, Eropa, dan Israel. Covid-19 mendorong transformasi digital yang cepat dan kancah startup yang berkembang di Asia Tenggara karena semakin banyak orang menggunakan layanan digital sehingga menghasilkan beberapa listing terbesar di kawasan itu.
Pengguna internet baru meningkat empat kali lipat tahun-ke-tahun pada tahun 2020 menjadi 40 juta di enam ekonomi terbesarnya, menjadikan 70% dari total populasi mereka online, menurut sebuah studi tahunan oleh Google, Bain & Co. dan Temasek Holdings Pte.
âDi masa lalu, kami merasakan lebih banyak inovasi, peluang, dan pendiri dengan latar belakang sains dan teknologi di AS, Eropa, dan Israel, tetapi sekarang kami melihat Indonesia dan Asia Tenggara yang lebih luas benar-benar mengalami masa yang sangat kritis,â ujar direktur Horizons Venture, Frances Kang.
Perusahaan hanya akan mengerahkan lebih banyak modal ke wilayah tersebut dan telah membentuk tim untuk mencari peluang di sana.
Horizon Ventures dan Alpha JWC selama setahun terakhir berinvestasi di pialang saham online Indonesia Ajaib, jaringan kopi yang berkembang pesat Kopi Kenangan dan operator hotel kapsul Bobobox. Alpha mengelola sekitar USD200 juta (Rp2,8 triliun) di dua dana dan telah berinvestasi di lebih dari 40 perusahaan rintisan.
Namun, ketidakpastian politik kawasan dan pasar yang terfragmentasi tetap menjadi tantangan bagi investor. Dua ekonomi utama Asia Tenggara, Thailand dan Malaysia, telah menyaksikan pergolakan pemerintahan baru-baru ini, dan kenangan akan krisis keuangan tahun 1997 dan 2008 masih melekat.
Kesepakatan besar baru-baru ini di Asia Tenggara termasuk daftar USD40 miliar (Rp568 triliun) dari perusahaan pemesanan perjalanan Singapura Grab dan kesepakatan serupa untuk perusahaan perjalanan online Indonesia Traveloka, dengan potensi penilaian sebesar USD5 miliar (Rp71 triliun).
Li bergabung dengan investor global terkenal lainnya yang mengejar potensi pertumbuhan kawasan ini. Putranya Richard Li, ketua Grup Century Pasifik Hong Kong, telah bekerja sama dengan maestro teknologi Amerika, Peter Thiel untuk mendirikan dua perusahaan cek kosong yang mencari target merger dan akuisisi di Asia Tenggara.
Konglomerat Jepang SoftBank Group Corp. dan miliarder Mohamed Mansour, telah berinvestasi di Grab sebagai perusahaan rintisan paling berharga di kawasan ini. Horizons Ventures telah melakukan investasi awal di sejumlah raksasa teknologi lainnya termasuk Facebook Inc. dan Spotify Technology SA.