REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merilis update persebaran mutasi Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil whole genome sequencing (WGS) per 9 Mei 2021, sudah ada 24 kasus yang membawa varian baru Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memerinci, 24 kasus tersebut terdiri atas 13 kasus varian B117 dari Inggris, 10 kasus varian B1617 dari India, dan 1 kasus varian B1351 dari Afrika Selatan. Wiku mengatakan, pemerintah terus mengoptimalkan peran satgas di daerah dan posko level desa untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Pemerintah juga memperketat pintu-pintu kedatangan internasional untuk mencegah masuknya imported case Covid-19. "Pemerintah terus memantau perkembangan pandemi Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara dan kondisi pandemi di kawasan tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengendalian di Indonesia," kata Wiku, Selasa (12/5).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak. Penerapan protokol kesehatan tersebut merupakan cara yang paling baik untuk mencegah penularan virus korona, khususnya terhadap beberapa varian baru yang telah masuk ke Indonesia.
"Itu (protokol kesehatan) adalah cara yang paling baik untuk bisa mencegah penularan dari virus mutasi baru ini. Sekali lagi, penerapan protokol kesehatan 3M secara disiplin, juga penerapan protokol PPKM berskala mikro secara disiplin adalah cara yang paling ampuh untuk mengontrol penularan ini," ujarnya.
Budi juga menyampaikan bahwa tiga varian baru korona yang masuk kategori variant of concern dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah masuk ke Indonesia, yakni varian London (B117), Afrika Selatan (B1351), dan India (B1617). Diketahui bahwa penyebaran varian baru tersebut berasal dari Arab Saudi, Afrika, India, dan Malaysia.
"Penyebaran agak terkonsentrasi cukup besar di daerah Sumatra Selatan dan daerah Kalimantan. Jadi, memang penyebarannya relatif cukup banyak di daerah Sumatra dan Kalimantan," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar ketiga varian baru tersebut tidak menyebar lebih luas, pihak Kementerian Kesehatan akan melakukan genome sequencing secara lebih intens di sejumlah daerah-daerah yang terpantau telah terdeteksi adanya varian baru tersebut.