REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) setiap tahunnya menyumbang devisa sekitar Rp159,6 triliun bagi negara ini. "Itu sumbangan devisa terbesar kedua, setelah sektor migas," kata Benny Rhamdani saat menyambut pemulangan 145 WNI-M KPO dan PMI di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Kepri, Selasa (11/5).
Karenanya, kata dia, sebagai bentuk penghormatan negara terhadap PMI, Pemerintah Pusat melalui BP2MI bersama Pemprov Kepri, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dan pemangku kepentingan terkait hadir langsung menyambut kedatangan WNI-M KPO dan PMI deportasi maupun jalur mandiri. Dia menyebutkan dari total 145 pahlawan devisa yang dipulangkan ke Indonesia itu, 30 orang di antaranya rentan dalam keadaan sakit.
Mereka seluruhnya ditampung di selter BP2MI Tanjungpinang, setelah sebelumnya dinyatakan negatif tes cepat antigen Covid-19. "Mereka akan dikarantina selama lima di selter BP2MI, bagi yang sakit akan dirujuk ke rumah sakit dan biayanya ditanggung negara. Begitu pula dengan pemulangan ke daerah masing-masing," ujar Benny.
Sementara, terhadap 115 orang lainnya ditampung di RPTC di Senggarang, Tanjungpinang. Seluruhnya menjalani pemeriksaan tes cepat antigen, bagi yang positif akan dites usap PCR. "Yang ditampung di selter BP2MI maupun RPTC, pasti sudah dalam keadaan negatif Covid-19," ujar Benny.
Benny memastikan mereka yang dipulangkan dari negara Malaysia itu telah melewati prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sebelum pulang, di negeri jiran mereka telah dites usap PCR dengan hasil negatif Covid-19.
Kemudian, sesampai di pelabuhan SBP Tanjungpinang, kembali dilakukan tes cepat antigen hingga PCR. "Jadi, hilangkan stigma PMI dari luar negeri itu membawa virus ke tanah air. Karena, siapapun dari luar negeri berpotensi terpapar virus, tak hanya PMI," katanya menegaskan.
Sementara, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyatakan Pemerintah Daerah Kepri berupaya maksimal mendukung agar penanganan PMI di tengah pandemi ini berjalan secara sempurna. Sebagai sesama anak bangsa, katanya, sangat tak mungkin menolak kepulangan PMI melalui pelabuhan di Kepri, khususnya Tanjungpinang dan Batam.
"PMI sudah berkontribusi banyak terhadap pembangunan bangsa. Ini saatnya pemerintah hadir untuk mereka," tutur Ansar.
Dia turut mengapresiasi BP2MI memberikan perhatian serius terhadap pemulangan PMI lewat pintu masuk Kepri. Tanpa keterlibatan Pemerintah Pusat dan di tengah keterbatasan APBD, Ansar mengakui bahwa daerah ini tak mampu menangani pemulangan PMI sendiri, misalnya untuk memenuhi biaya makan minum hingga tempat tinggal.
"Sekarang kita sudah dapat kepastian, ke depan PMI ini ditangani langsung Pemerintah Pusat. Tapi daerah tetap mendukung kebutuhan lainnya, sesuai anggaran yang ada," demikian Ansar.