REPUBLIKA.CO.ID, -- Israel meningkatkan serangan di Jalur Gaza, meratakan gedung bertingkat tinggi yang digunakan oleh Hamas. Sedangkan, Hamas melepaskan roket ke wilayah Israel tanpa henti dan membuat kedua pihak saling bertikai tanpa menunjukan suasana yang lebih tenang.
Pertempuran antara Israel dan Hamas adalah yang paling intens sejak perang 50 hari pada musim panas 2014. Hanya dalam waktu 24 jam, putaran kekerasan saat ini, yang dipicu oleh ketegangan agama di kota Yerusalem yang diperebutkan, semakin menyerupai perang yang menghancurkan.
Ledakan serangan udara Israel dan desisan tembakan roket yang keluar terdengar di Gaza sepanjang hari. Gumpalan asap besar dari bangunan yang ditargetkan naik ke udara. Israel melanjutkan kebijakan serangan udara yang bertujuan membunuh kelompok yang menguasai Gaza dan mulai merobohkan seluruh bangunan.
Sedangkan di wilayah Israel, rentetan tembakan roket tanpa henti meninggalkan asap putih yang panjang di belakang. Sementara ledakan pencegat anti-roket meledak di atas kepala. Sirene serangan udara meraung sepanjang hari, membuat penduduk yang panik berlindung.