REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, M. Fuad Nasar menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap penyerangan terhadap rakyat Palestina oleh tentara Israel. Menurut dia ada tiga alasan mengapa umat Islam harus membela Palestina dan Masjidil Aqsa.
Pertama, Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat sebelum pemindahan kiblat ke Masjid Haram di kota suci Mekkah berdasarkan wahyu Allah. "Kedua, Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua yang dibangun pertama-tama di muka bumi. Dan terakhir, Masjidil Aqsa merupakan masjid suci ketiga umat Islam yang penting untuk dikunjungi setelah Masjidil Haram dan Nabawi," kata dia, Selasa (12/5).
Kemelut Palestina yang tidak menentu adalah masalah kemanusiaan universal. Hanya Allah yang tahu kapan berakhirnya penjajahan Israel atas tanah Palestina dan tempat-tempat suci mereka.
Tekad bangsa Palestina yang tak tergoyahkan dalam membela tanah airnya merupakan modal perjuangan mereka yang sangat berarti. Semua itu pasti akan berlalu karena tak ada kegelapan yang abadi. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan, kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Mari kita doakan bersama agar bangsa Palestina dapat melepaskan diri dari penjajahan zionis Israel yang telah merenggut korban jiwa dan harta benda tidak terkira serta hancurnya artefak peradaban. Mengutip ucapan Ketua MPR/DPR RI periode 1987-1992, M. Kharis Suhud bahwa kekuasaan di dunia betapa pun besarnya akan runtuh melawan doa orang banyak," tutupnya.
Ia pun mengajak umat Islam di Indonesia untuk memberi bantuan kemanusiaan sesuai jalur yang memungkinkan dan minimal mendoakan saudara Muslim di Palestina agar terbebas dari cengkeraman penjajahan zionis Israel.
"Sikap bangsa Indonesia dari awal tetap mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina terhadap agresi Zionis Israel. Presiden pertama RI Soekarno tahun 1962 menyatakan, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel," kata Fuad menegaskan.
Fuad meminta dukungan internasional atas perjuangan bangsa Palestina tidak boleh kendor, sejalan dengan prinsip-prinsip perdamaian internasional. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dukungan Mufti Besar Palestina Muhammad Amin Al-Husaini atas kemerdekaan Indonesia tahun 1945 sangatlah berarti, sebelum negara-negara lain memberi dukungan dan pengakuan.