Kamis 13 May 2021 05:21 WIB

Beda Mesut Oezil dan Mo Salah dalam Mendukung Palestina

Oezil terus terang mendukung Palestina, Mo Salah tak menyebut nama Palestina.

Red: Erik Purnama Putra
Gelandang Fenerbahce Mesut Oezil menunjukkan dukungan kepada Palestina.
Foto: @Fenerbahce
Gelandang Fenerbahce Mesut Oezil menunjukkan dukungan kepada Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Keprihatian terhadap brutalitas militer Israel terhadap warga Palestina mengundang solidaritas berbagai kalangan di dunia. Termasuk juga dari pesepak bola top. Di antaranya, gelandang Fenerbahce Mesut Oezil dan penyerang Liverpool Mo Salah. Hanya saja, ada perbedaan mencolok yang ditunjukkan antara Oezil dan Salah dalam dukungannya terhadap Palestina.

Dalam foto yang dirilis akun Twitter, Fenerbahce menjelang pertandingan melawan Sivasspor pada Selasa (11/5), para pemain klub asal Istanbul tersebut mengenakan kaus bertuliskan 'Özgür Filistin!'. Kaus berwarna hitam bergambar bendera Turki bersanding dengan Palestina itu memiliki arti Bebaskan Palestina!.

Ada empat pemain Fenerbahce yang ditampilkan sedang pemanasan mengenakan kaus dukungan untuk Palestina, termasuk Caner Erkin. Eks pemain Inter Milan tersebut juga menunjukkan sikap dukungan terhadap negara Palestina.

Bagi Oezil, ini bukan pertama kalinya ia bersikap tegas dalam membela mereka yang diyakininya tertindas. Pada 2019, Oezil juga membela Muslim Uighur yang direpresi militer Cina, hingga ia harus ditendang dari Arsenal.

Sementara itu, pemain timnas Mesir Mo Salah tidak sedikit pun menyinggung nama Palestina dalam pembelaannya. Dia hanya mengajak seluruh pemimpin negara dunia, khususnya Boris Johnson untuk meghentikan aksi kekerasan.

"Saya menyerukan kepada semua pemimpin dunia termasuk Perdana Menteri negara yang telah menjadi rumah saya selama empat tahun terakhir untuk melakukan segala daya mereka untuk memastikan kekerasan dan pembunuhan orang yang tidak bersalah segera berhenti," kata Salah di akun Twitter-nya. "Cukup sudah cukup."

Pernyataan Salah itu mendapat sorotan media Aljazeera, hingga menurunkan judul berita "Salah memberi tahu para pemimpin untuk mengakhiri kekerasan, tidak menyebut Palestina".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement