REPUBLIKA.CO.ID, LOD -- Polisi Israel mengumumkan pemberlakuan jam malam di kota Lod (Israel tengah) dari pukul 20.00 hingga pukul 04.00, Rabu (13/5). Kebijakan ini sehubungan dengan eskalasi konflik yang terus meningkat antara warga Palestina dan Israel.
Dilansir Maan News, selama jam malam ini orang tidak akan diizinkan meninggalkan rumah mereka dan pergi ke tempat penampungan kecuali ada peringatan rudal. Mereka tidak diizinkan keluar kecuali untuk menerima perawatan medis darurat.
Polisi mulai mengerahkan 500 unit penjaga perbatasan di kota itu, menyusul deklarasi keadaan darurat khusus Israel. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengumumkan adanya keadaan darurat sipil di kota Lod karena perlawanan yang terus terjadi.
Pernyataan keadaan darurat memungkinkan untuk menempatkan pasukan penyelamat di bawah kepemimpinan polisi dan menggunakan peralatan yang diperlukan untuk berbagai lembaga. Status darurat ini juga akan membatasi orang yang tinggal di tempat-tempat tertentu atau tinggal di daerah rawan. Gantz mencatat bahwa dia menginstruksikan untuk memperkuat pasukan yang disebut penjaga perbatasan di kota Lod, Haifa, Ramle, dan Acre.
Intensitas konflik meningkat di Lod setelah seorang warga Palestina, Musa Hassouna, menjadi syahid pada Senin karena tembakan para ekstremis Yahudi. Pasukan keamanan Israel juga menyerang para peserta pemakamannya saat pemakaman.
Pada Rabu pagi, dilaporkan sebanyak 350 roket dari kubu perlawanan Palestina menghujani kota-kota besar Israel seperti Tel Aviv, Lod, dan Beersheba. Pengeboman ini menyebabkan dua orang tewas dan sejumlah lainnya cedera akibat jatuhnya rudal secara langsung ke gedung-gedung di kota-kota sasaran.