Jumat 14 May 2021 00:02 WIB

Pesan Muhaimin pada Idulfitri dan Kenaikan Isa Al Masih

Momen perayaan Idul Fitri bersamaan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI
Foto: DPR
Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah berlangsung bersamaan dengan Peringatan Kenaikan Isa Almasih, Kamis (13/5). Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) mengatakan, momentum perayaan Idul Fitri yang bersamaan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih merupakan sesuatu yang istimewa dan langka. 

"Dalam momentum yang istimewa ini, kepada seluruh umat muslim saya mengucapkan selamat perayaan Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Setelah sebulan penuh kita berpuasa, semoga kita bisa kembali fitrah, dan menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepan," kata Gus AMI dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (13/5).

“Selamat juga umat Kristiani yang memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih, semoga damai dan kesejahteraan selalu mengiringi langkah kita bersama," imbuhnya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengajak masyarakat untuk semakin memperkuat persaudaraan antarsesama, saling mendoakan dan menghormati untuk kebaikan bersama. Gus AMI mengatakan bahwa Indonesia adalah rumah besar yang memiliki banyak kamar. 

Setiap kamar dihuni oleh pemeluk agama dan kepercayaan masing-masing yang tidak perlu dipertentangkan. Masyarakat bebas bertindak sesuai aturan kamar masing-masing. 

Namun, begitu keluar dari kamar dan berkumpul di ruang keluarga dalam bingkai keindonesiaan maka semua harus tunduk dan patuh pada kesepakatan bersama.

"Inilah yang disebut Gus Dur sebagai pluralisme. Tidak disebut Indonesia kalau tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Konghucu dan aliran kepercayaan. Hal terpenting adalah bagaimana kita bisa hidup berdampingan, saling menghormati dan menyayangi menjadi satu kesatuan," ucapnya.

Ia merasa senang karena selama ini Indonesia dikenal oleh dunia sebagai negara yang masyarakatnya bisa hidup rukun berdampingan dalam kondisi harmonis di tengah keberagaman yang ada. "Inilah yang harus terus kita rawat dan jaga bersama agar persatuan dan kesatuan bangsa bisa terus bersemai di negeri kita tercinta Indonesia ini," ucapnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Ali 'Imran ayat 112)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement