REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan dari Columbia Engineers, Universitas Columbia, Amerika Serikat, menciptakan sistem chip tunggal yang diklaim terkecil di dunia. Chip itu bisa dimasukkan ke dalam tubuh untuk memantau dan meningkatkan kesehatan.
Sirkuit elektronik itu memiliki total volume kurang dari 0,1 milimeter kubik dan hanya bisa terlihat di bawah mikroskop. Ukuran itu kira-kira sekecil tungau debu dan jauh lebih kecil dari komputer terkecil di dunia, yang berukuran 0,3 milimeter di setiap sisi.
Temuan teknologi miniaturisasi elektronik ini sudah diterbitkan dalam jurnal Science Advances. Tentu muncul pertanyaan bagaimana penggunaannya, terutama dalam hal cara komunikasi sistem chip dan sumber tenaganya.
Perangkat elektronik kecil lazimnya dilengkapi modul frekuensi radio (RF) untuk mengirim dan menerima sinyal radio elektromagnetik. Akan tetapi, panjang gelombang terlalu besar untuk digunakan dengan perangkat chip sekecil ini.
Di sisi lain, ada gelombang ultrasonik yang panjang gelombangnya jauh lebih kecil pada frekuensi tertentu. Hal itu dikarenakan kecepatan suaranya jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya yang dilalui gelombang elektromagnetik.
Jadi, tim memasukkan transduser piezoelektrik yang bertindak sebagai "antena" untuk daya nirkabel dan komunikasi melalui ultrasound. Lantas, digabungkan dengan sensor suhu daya rendah untuk mengubah chip melakukan penginderaan suhu.
Dengan kata lain, teknologi tersebut memungkinkan chip memantau suhu tubuh dan juga fluktuasi suhu yang didorong oleh aplikasi terapeutik ultrasound. Implan sudah diujicobakan pada tikus hidup untuk neurostimulasi ultrasound.
Para ilmuwan membayangkan jenis chip ini bisa ditanamkan ke dalam tubuh manusia guna mengomunikasikan informasi secara nirkabel tentang pengukuran melalui ultrasound. Dengan rancangan bentuk saat ini, ada beberapa kemungkinan fungsi.
Beberapa di antaranya adalah pengukuran suhu tubuh, tekanan darah, kadar glukosa, dan fungsi pernapasan. Pemimpin studi, Ken Shepard, tertantang untuk melihat seberapa jauh timnya dapat mendorong batasan ukuran kecil chip yang bisa dibuat.
Menurut Shepard, apa yang dilakukan risetnya adalah menawarkan gagasan baru tentang chip sebagai sistem. Tanpa tambahan lain, chip tunggal itu sudah bisa menjadi semacam sistem elektronik yang berfungsi lengkap.
"Langkah revolusioner mengembangkan perangkat medis implan miniatur nirkabel yang dapat merasakan berbagai hal, digunakan dalam aplikasi klinis, dan akhirnya disetujui untuk digunakan manusia," tuturnya, dikutip dari laman New Atlas, Kamis (13/5).