REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Genom adalah semacam lokasi yang dipenuhi dengan fragmen genetik virus, yang pernah menjangkiti tubuh manusia itu sendiri. Jika klaim kontroversial oleh para peneliti MIT ini tidak mendapat kritikan, maka bisa jadi virus yang sekarang menghebohkan dunia benar bisa terkubur dalam genom manusia.
Memiliki beberapa potongan kode virus yang tersebar di antara gen kita, tidak berarti pandemi akan tetap ada. Bahkan ini justru bisa menjelaskan mengapa segelintir pasien terus dites dan hasilnya positif Covid-19 padahal sudah lama setelah pemulihan.
Tetapi SARS-CoV-2 sama sekali tidak dilengkapi kemampuan untuk mengubur dirinya sendiri di perpustakaan genetik tubuh manusia, yang berarti perlu cara untuk meyakinkan tubuh kita sendiri dalam mengelolanya.
"SARS-CoV-2 bukanlah retrovirus, yang berarti tidak memerlukan transkripsi terbalik untuk replikasinya. Namun, rangkaian virus RNA non-retroviral telah terdeteksi dalam banyak genom spesies vertebrata, termasuk manusia," kata peneliti biomedis Liguo Zhang dari Institut Whitehead MIT, dilansir dari sciencealert, Kamis (13/5).
Tahun lalu, Zhang dan timnya membagikan hasil awal penyelidikan yang menunjukkan, SARS-CoV-2 mungkin memiliki cara untuk bisa melakukan hal semacam itu. Temuan mereka mendukung kemungkinan yang agak mengkhawatirkan, bahwa urutan virus corona bisa disalin dan ditempelkan ke dalam genom tubuh manusia, tapi tidak semua orang dalam komunitas ilmiah diyakinkan oleh bukti tersebut.
Dengan begitu banyak perhatian yang diberikan pada pandemi yang menghancurkan dunia ini, kita bisa yakin bahwa tidak lama lagi spekulasi akan menjadi solusi yang memastikan virus corona ini bisa menjadi satu lagi ‘hantu’ di ‘kuburan’ wabah dalam tubuh kita.