REPUBLIKA.CO.ID,
اَللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌۚ لَّهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ إِلَّا بِإِذْنِهٖۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۖ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَۖ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥
Allah tidak ada Ilah melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. 255
Ayat al-Quran di atas sering disebut dengan ‘Ayat Kursi’ yang artinya “ayat-ayat singgasana”, dan dianggap sebagai ayat khusus yang memiliki keutamaan khusus dan karena itu menjadi bacaan wajib bagi sebagian masyarakat muslim ketika berdoa. Anggapan ayat ini sebagai ayat yang istimewa didasarkan pada pelbagai riwayat hadis.
Bahwasanya seorang sahabat bernama Ubay bin Ka’ab pernah ditanya oleh Rasulullah saw tentang ayat yang paling agung di dalam Kitabullah. Ubay menjawab, “Allah dan Rasul-Nya-lah Yang Maha Mengetahui.”
Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Rasulullah saw sampai tiga kali, dan kemudian Ubay membacakan ayat yang berbunyi: “Allahu La ilaha illa huwal Hayyul Qayyum.” Rasulullah kemudian berkata “Semoga ilmumu menjadi ringan, wahai Abul Mundzir!” (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, kitab Shalatul Musafirin bab Fadhlu Shuratil Kahfi wa Aayatil Kursi hadits no. 810 shahih Muslim dengan tahqiq Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi 1/556, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi 6/96, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, al-Hakim dalam al-Mustadrak, Imam Ahmad dalam Musnad, Abu ‘Awanah dalam al-Mustakhraj dan lain-lain).