Kamis 13 May 2021 18:23 WIB

1,5 Juta Warga Mudik, Kemenhub: Lebih Banyak yang tak Mudik

Kemenhub juga mencatat terjadi penurunan siginifikan aktifitas perjalanan

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah umat Islam melakukan silaturahmi Hari Raya Idul Fitri dengan keluarganya dengan menggunakan panggilan video secara daring di Jakarta, Kamis (13/5/2021). Layanan panggilan video secara daring dengan perangkat telepon pintar maupun komputer jinjing menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat untuk bersilaturahmi Lebaran di tengah larangan perjalanan mudik dari pemerintah.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah umat Islam melakukan silaturahmi Hari Raya Idul Fitri dengan keluarganya dengan menggunakan panggilan video secara daring di Jakarta, Kamis (13/5/2021). Layanan panggilan video secara daring dengan perangkat telepon pintar maupun komputer jinjing menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat untuk bersilaturahmi Lebaran di tengah larangan perjalanan mudik dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perhubungan mencatat per 11 Mei lebih dari 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek di masa peniadaan mudik yang dimulai sejak 6 Mei. Meski demikian, Kemenhub mencatat masih banyak warga yang lebih patuh terhadap larangan mudik.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, 1,5 juta orang tersebut menuju ke beberapa daerah utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan juga Sumatera.

"Dari catatan yang telah kami peroleh dari posko monitoring Kemenhub sudah tercatat lebih dari 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek, perlu diingat masa peniadaan mudik itu mulai 6 Mei, sehingga data tadi 6-11 Mei," kata Adita dalam konferensi pers virtual bertajuk Antisipasi Mobilitas Penduduk PascaIdul Fitri, Kamis (13/5).

 

Adita mengungkapkan, untuk perjalanan ke Sumatra, tercatat melalui pintu Lampung dengan menggunakan perjalanan darat atau penyeberangan. Karena itu, untuk mengantipasi lonjakan kasus dari keluarnya 1,5 juta orang tersebut, Kemenhub berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19, TNI/Polri dan Pemerintah Daerah akan melakukan random tes kepada para pengguna angkutan jalan tersebut.

 

"Antisipasi perjalanan pascalebaran, karena tadi ada 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek, kita lakukan langkah antisipasi, meningkatkan random tes kepada para pengguna angkutan jalan baik roda dua maupun kendaraan roda empat yang nanti menggunakan berbagai akses jalan baik tol maupun arteri," kata dia.

 

Namun demikian, Kemenhub juga mencatat terjadi penurunan siginifikan aktifitas perjalanan menggunakan transportasi umum di masa 6-11 Mei. Dia mengatakan, untuk angkutan jalan penurunan sekitar 86 persen jika dibandingkan pada masa pengetatan persyaratan perjalanan.

Sedangkan untuk angkutan penyeberangan, kata Adita, terjadi penurunan sekitar 62 persen, lalu angkutan laut 30 persen, dan kereta api 88 persen."Memang paling siginifikan angkutan udara turun hingga 93 persen jika dibandingkan di masa pengetatan persyaratan perjalanan," kata Adita.

Adita mengatakan, ini menandakan di masa peniadaan mudik, banyak masyarakat yang  mematuhi ketentuan larangan mudik. Hal ini sejalan dengan penurunan siginifikan dari aktifitas perjalanan.


"Penurunan perjalanan ini cukup signifikan di semua moda transportasi, dan diharapkan ini juga akan terus berlangsung sampai pada masa peniadaan berakhir, hingga masa pengetatan persyaratan perjalanan," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement