Kamis 13 May 2021 18:52 WIB

Hari-Hari Terakhir Ramadhan di Yerussalem

Selama Ramadhan, intensitas kunjungan warga Muslim Palestina biasanya meningkat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: A.Syalaby Ichsan
.
Foto: AP/Mahmoud Illean
.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM— Sepuluh hari terakhir Ramadhan menjadi momen mencekam di Yerusalem, terutama di sekitar Masjid Al-Aqsa yang suci. Pasukan Israel menembakkan gas air mata serta roket ke arah masjid yang menyebabkan lebih dari 300 orang terluka.

Selama Ramadhan, intensitas kunjungan warga Muslim Palestina biasanya meningkat. Ini berdasarkan pantauan tim Arab News yang menghabiskan empat hari peliputan di Yerusalem. Mohammed Abdo, seorang buruh dari lingkungan Sur Baher Yerusalem, mengaku suka pergi ke masjid sesering mungkin tetapi karena pekerjaannya dia biasanya hanya bisa berkunjung pada sore dan malam. “Waktu favorit saya adalah shalat subuh. Rasanya sangat syahdu,” jelas dia yang dikutip Republika, Kamis (13/5). 

Mustafa Abu Sway, seorang profesor studi Islam di Universitas Al-Quds dan pemegang kursi Ghazali, mengatakan dia hampir selalu berada di Masjid Al-Aqsa pada siang hari. "Saya memberikan ceramah setiap hari dan waktu terbaik untuk ceramah rohani ini adalah sebelum shalat dzuhur.”

Dia mencatat, jamaah dan siswa sering memiliki pertanyaan tentang kehidupan dan mencari solusi untuk masalah sehari-hari. “Kami mencoba dan menangani bagaimana keyakinan Islam memiliki pengaruh langsung pada perilaku kami. Baik itu dalam hubungan pribadi, etika kerja, atau masalah lingkungan, kami membicarakan semua masalah ini selama diskusi kami,” jelas dia.