Kamis 13 May 2021 19:27 WIB

Lebaran tidak Mudik, Bisa Nongkrong Cantik Dekat UI

Anak muda bisa leluasa nongkrong dengan harga terjangkau

Rep: Rahma Sulistya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kopi Kotak
Foto: Facebook
Kopi Kotak

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Mudik memang dilarang pemerintah. Karena itu, warga Jabodetabek bisa memilih waktu libur Lebaran bisa diisi untuk mampir ke salah satu tempat nongkrong terbaru dekat dengan Universitas Indonesia (UI) Depok. Tempat tersebut adalah kawasan M District yang menyediakan juga berbagai kebutuhan lifestyle, dengan pemandangan yang Instagramable.

Di satu kawasan itu, ada restoran dengan menu nusantara bernama Dapoer Djoeang, Bursa Sajadah, dan Kopi Kotak. Selama Ramadan sebulan kemarin, tempat ini dibuka setiap hari pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB. Lokasinya cukup strategis di Jalan Raya Margonda, Depok.

Dari pantauan Republika, tidak sulit menemukan kawasan M District ini. Jika hendak menggunakan kereta sebagai transportasi, maka bisa turun di Stasiun Universitas Indonesia. Kemudian, jalan kaki melalui jembatan penyeberangan orang (JPO) ke arah Apartemen Evenciio. 

Jika mengendarai motor atau mobil dari arah Jakarta, maka bisa ambil jalur lambat ketika berada di tugu ‘Selamat Datang di Depok’. Kemudian, setelah itu ikuti arus kendaraan, hingga menemukan bangunan ikonik berwarna putih ala Yunani dengan logo ‘Dapoer Djoeang’.

Jika hendak datang beramai-ramai tidak pwrku khawatir dengan parkirannya, karena parkiran bisa menampung 250 motor dan 30 mobil. Dari parkiran, hampirilah tangga di sisi kiri dan segeralah naik menuju lantai dua, lantai tiga, maupun lantai empat.

‘Dapoer Djoeang’ menyediakan makanan tradisional menggunakan bumbu khas racikan alami dengan harga yang murah. Tersedia beragam menu dengan racikan nusantara, iga penyet, gurame fillet, ricebowl tradisional, macam-macam jamu, hingga jus buah. Harganya, mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 80 ribu.

Sensasi tempat makannya pun tak biasa. Ketika menikmati makanan khas ‘Dapoer Djoeang’ ditemani dengan dekorasi lampu cantik, pemandangan tanaman hijau, dan suasana outdoor. Dekorasinya pun terinspirasi dari Santorini, Yunani.

"Awalnya mau outdoor ala beach club seperti Santorini, karena lagi hype. Tapi tidak semua orang memiliki waktu dan uang untuk bertamasya ke Santorini maupun Bali. Jadi orang yang rindu menikmati suasana outdoor di sana, bisa datang ke ‘Dapoer Djoeang’ Margonda," tutur CEO M District, David Hans Wijaya, dalam keterangan resminya.

Sedangkan ‘Bursa Sajadah’, tersedia beragam perlengkapan muslim dan oleh-oleh haji umroh. Peserta haji umroh bisa memesan segala keperluan sebelum berangkat. Sepulangnya, tak perlu repot jauh-jauh membawa oleh-oleh ke Indonesia.

"Kita mengusung konsep one stop shopping. Segala perlengkapan kita siapkan. Biasanya orang ke Tanah Abang membeli perlengkapan haji harus ke banyak lantai untuk mencari sajadah, kurma, dan lain-lain. Di ‘Bursa Sajadah’ sudah disiapkan di satu tempat," tutur CEO Bursa Sajadah, Heera Vasandani.

Sedangkan di Kopi Kotak, anak muda bisa leluasa nongkrong dengan biaya yang terjangkau. Tersedia menu olahan kopi lokal yang dibeli dari petani di area Sumatera. Ada juga camilan tradisional, seperti singkong, getuk, pisang goreng, dan cireng, bekerja sama dengan UMKM Bandung.

"Kita melihat kopi sudah menjamur. Kita melihat juga bisnis kopi ini bisnis yang longterm. Kopitiam yang sudah ada memang untuk nongkrong, tapi kita buat harga terjangkau dan suasana outdoor yang membuat aman saat pandemi," kata CEO Kopi Kotak Hady kuswanto.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement