Kamis 13 May 2021 19:34 WIB

Akademisi: Silaturahim Virtual Upaya Realistis Cegah Pandemi

Dikhawatirkan ada transmisi baru jika memaksakan silaturahim tatap muka

Warga melakukan halal bi halal Idulfitri 1442 Hijriah secara virtual di Jatipadang, Jakarta, Kamis (13/5). Sebagian warga melakukan tradisi halal bi halal ditengah pandemi covid-19 secara daring untuk menjaga silaturahmi ditengah larangan mudik lebaran hingga 17 Mei 2021 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga melakukan halal bi halal Idulfitri 1442 Hijriah secara virtual di Jatipadang, Jakarta, Kamis (13/5). Sebagian warga melakukan tradisi halal bi halal ditengah pandemi covid-19 secara daring untuk menjaga silaturahmi ditengah larangan mudik lebaran hingga 17 Mei 2021 mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Jawa Tengah, Muridan mengatakan silaturahim secara virtual merupakan upaya yang paling realistis yang dapat dilakukan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

"Era pandemi yang belum berakhir hingga sekarang ini mengharuskan kita untuk mengalihkan silaturahim secara konvensional ke virtual khususnya saat Idul Fitri," kata dia di Purwokerto, Kamis (13/5).

Menurut Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto itu, jika masyarakat memaksakan untuk melakukan silaturahim secara konvensional atau tatap muka maka dikhawatirkan akan ada transmisi baru Covid-19 dari satu individu kepada individu atau kelompok masyarakat yang lain. Dengan demikian, dia menilai, silaturahim secara virtual menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Silaturahmi akan tetap berlangsung khidmat walaupun secara virtual dan tidak bertatap muka secara langsung, esensi dari silaturahmi juga tidak akan luntur meskipun hanya dilakukan secara virtual," kata dia.

Muridan juga menambahkan bahwa Idul Fitri 2021 merupakan momentum yang tepat bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19."Terlebih lagi ini merupakan era disrupsi yang ditandai dengan kecepatan informasi melalui teknologi. Sudah saatnya kita menyesuaikan dengan era ini terutama saat pandemi," kata dia.

Menurut dia,  banyak pilihan media sosial yang dapat dipergunakan untuk kegiatan silaturahmi."Dengan demikian maka diharapkan tidak akan ada kerumunan dan pada akhirnya akan mengurangi potensi penularan Covid-19," kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan, masyarakat harus belajar dari kasus di India di mana terjadi peningkatan kasus Covid-19."Karenanya mari bersama-sama sayangi orang tua, saudara-saudara, tetangga dan seluruh masyarakat, jangan sampai mereka terpapar," kata dia.

Dia juga mengingatkan seluruh masyarakat agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai salah satu ikhtiar mencegah penyebaran Covid-19."Mari bersama-sama melakukan ikhtiar mencegah penyebaran Covid-19 dengan disiplin pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement