REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan puasa di bulan Ramadhan yang telah dijalani, kemudian merayakan Idul Fitri mengajarkan kepada seseorang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.
"Maka, sebagai orang beriman yang telah melaksanakan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan kemudian merayakan Idul Fitri, dapat mengambil pelajaran dan membangun optimisme untuk untuk bersama-sama menekan penyebaran COVID-19," ucap Prof Sagaf Pettalongi MPd, di Palu, Kamis (13/5), saat menyampaikan khutbah Idul Fitri 1442 Hijriah.
Prof Sagaf mengemukakan puasa selama bulan Ramadhan menjadi satu proses pembersihan diri kembali menjadi suci dan bersih.Proses pembersihan itu, kata dia, meliputi pembersihan jiwa (tazkiyatul annafsi), pembersihan harta (tazkiyatul maal) dan pembersihan sikap dan perilaku (tazkiyatul afaal).
Pembersihan yang telah dilakukakan selama bulan Ramadhan, harusnya terus dilakukan dalam setiap bulan hingga berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun-tahun berikutnya.Hal itu agar, seseorang sebagai orang yang beriman terus mawas diri dalam menjalani kehidupan di dunia ini, dengan tetap mengedepankan tujuan akhirat.