Jumat 14 May 2021 13:48 WIB

10 Tokoh Militer Hamas Gugur dalam Serangan Udara Israel

Pertempuran itu pun telah memicu kekerasan antara etnis Yahudi dan Arab. 

Rep: Puti Almas/ Red: Agus Yulianto
Roket yang ditembakkan dari Gaza terbang menuju Israel, seperti yang dilihat dari Kota Gaza, 11 Mei 2021. Setidaknya satu wanita tewas setelah 130 roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza jatuh di Tel Aviv dan kota-kota tetangga Israel.
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Roket yang ditembakkan dari Gaza terbang menuju Israel, seperti yang dilihat dari Kota Gaza, 11 Mei 2021. Setidaknya satu wanita tewas setelah 130 roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza jatuh di Tel Aviv dan kota-kota tetangga Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Serangan udara Israel yang diluncurkan secara intensif ke Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, dilaporkan telah menggugurkan sebanyak 10 tokoh militer senior Hamas. Dalam konflik Palestina dan Israel saat ini, pertempuran telah memicu kekerasan antara etnis Yahudi dan Arab yang terburuk selama beberapa dekade. 

Dilansir Miami Herald, hanya dalam tiga hari, konflik antara Israel dan Palestina disebut menyerupai, bahkan melebihi perang selama 50 hari, seperti yang terjadi pada 2014. Seperti perang sebelumnya, tidak ada pihak yang tampak mencoba mengalah. 

Meski demikian, dalam konflik Palestina dan Israel saat ini, pertempuran telah memicu kekerasan antara etnis Yahudi dan Arab yang terburuk selama beberapa dekade. Israel telah meluncurkan rentetan serangan udara yang intens tepat setelah matahari terbit, menyerang lusinan sasaran dalam beberapa menit yang memicu ledakan yang menggetarkan tulang di seluruh Gaza pada Rabu (12/5). Serangan udara terus berlanjut sepanjang hari, memenuhi langit dengan pilar asap.

Saat malam tiba, jalan-jalan di Gaza tampak seperti ‘kota hantu’ yang sangat hening, meski di saat bersamaan Muslim di seluruh dunia bersiap merayakan Idul Fitri 1442 H yang jatuh pada Kamis (13/5). Selama ini, warga Palestina di wilayah itu merayakan malam takbir dengan bergembira, dengan berbagai area publik seperti pusat perbelanjaan dan restoran ramai pengunjung. 

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 103 orang, termasuk 27 anak-anak, telah gugur, dan 580 lainnya terluka. Sementara, ada tujuh warga Israel termasuk seorang anak telah gugur dalam serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas, faksi politik  Palestina.

Ketegangan antara Israel dan Palestina saat ini meningkat, dimulai dari satu bulan lalu di Yerusalem, di mana polisi Israel memberi ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina, agar kediaman mereka kemudian ditempati oleh  pemukim Yahudi. Langkah ini memicu protes di seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel. 

Situasi semakin memburuk saat polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem, sekaligus situs suci ketiga bagi Umat Islam. Ratusan jamaah yang kebanyakan adalah warga Palestina terluka dalam kejadian ini. 

Hamas, faksi politik di Jalur Gaza meluncurkan roket ke Israel sebagai langkah balasan. Israel kemudian meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Militer Israel mengatakan, Hamas telah menembakkan sekitar 1.500 roket hanya dalam tiga hari. Jumlah ini, disebut kira-kira sepertiga jumlah yang ditembakkan selama seluruh perang antara kedua belah pihak yang terjadi pada 2014.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement