Jumat 14 May 2021 15:03 WIB

Covid India: Uttar Pradesh Rogoh Rp 19 Triliun Beli Vaksin

Banyak negara bagian India membatasi vaksinasi karena kekurangan vaksin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemberitahuan tentang kelangkaan vaksin Covid-19 di luar pusat vaksinasi di Mumbai, India, Jumat (30/4). Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI
Pemberitahuan tentang kelangkaan vaksin Covid-19 di luar pusat vaksinasi di Mumbai, India, Jumat (30/4). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Negara bagian di India Uttar Pradesh merogoh hingga 100 miliar rupe atau satu miliar dolar AS (sekitar Rp19,5 triliun) untuk membeli vaksin Covid-19. Otoritas Uttar Pradesh telah melakukan pembicaraan awal dengan beberapa produsen vaksin seperti Pfizer serta distributor lokal Sputnik V.

Uttar Pradesh merupakan negara bagian terpadat di India atau setara dengan lebih banyak daripada negara Brasil. Langkah pembelian vaksin ini terjadi ketika banyak negara bagian India membatasi vaksinasi karena kekurangan vaksin yang mencekik oleh sebab rekor lonjakan kasus dan kematian akibat virus korona (Covid-19).

Juru bicara negara Navneet Sehgal mengatakan, Uttar Pradesh juga telah mengadakan pembicaraan awal dengan perusahaan vaksin India, Serum Institute of India. SII berlisensi untuk membuat suntikan AstraZeneca dan Novavax, semenrara Bharat Biotech dan Cadila Healthcare sebagai bagian dari tender global untuk membeli 40 juta dosis selama beberapa bulan ke depan,

Dia mengatakan Johnson dan Johnson juga dapat mengkonfirmasi keikutsertaan mereka dalam tender pada Kamis malam melalui email. Distributor lokal Sputnik V, Laboratorium Dr Reddy, juga mengadakan pembicaraan.

"Uang bukanlah masalah, kami memiliki anggaran yang besar," kata Sehgal, seorang birokrat senior di negara bagian berpenduduk 240 juta orang itu dikutip laman Channel News Asia, Jumat (14/5). "Kami akan menghabiskan hingga 100 miliar rupee (1,36 miliar dolar AS)," ujarnya menambahkan.

Dia mengatakan dana harus dialihkan dari daerah lain untuk membeli vaksin. India mencatat lebih dari 4.000 kematian untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis (13/5). Sistem kesehatan di India juga sudah sangat kewalahan dan rapuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement