Sabtu 15 May 2021 01:18 WIB

BI Solo Catat Realisasi Penarikan Uang Capai 123 Persen

Untuk uang pecahan kecil, pecahan lima ribuan menjadi favorit masyarakat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolandha
Warga menukarkan mata uang Rupiah barua di jasa penukaran mata uang di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Ahad (9/5). Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo mencatatkan realisasi penarikan uang selama bulan puasa sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 H mencapai Rp 4,52 triliun atau 123 persen dari perkiraan awal yang sebesar Rp 3,7 triliun.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga menukarkan mata uang Rupiah barua di jasa penukaran mata uang di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Ahad (9/5). Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo mencatatkan realisasi penarikan uang selama bulan puasa sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 H mencapai Rp 4,52 triliun atau 123 persen dari perkiraan awal yang sebesar Rp 3,7 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo mencatatkan realisasi penarikan uang selama bulan puasa sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 H mencapai Rp 4,52 triliun atau 123 persen dari perkiraan awal yang sebesar Rp 3,7 triliun. Realisasi yang lebih tinggi dari perkiraan awal tersebut lantaran aktivitas ekonomi sudah mulai bergeliat meski masih di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan, peningkatan permintaan uang kartal tersebut dapat mengindikasikan akselerasi aktivitas ekonomi meski masih di tengah pandemi. Sebab, realisasi penarikan uang dalam menyambut Lebaran 2021 meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3 triliun.

Baca Juga

"Peningkatan kesadaran terhadap protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi menjadi sumber keberanian warga yang menambah geliat aktivitas perekonomian saat ini," kata Nugroho kepada wartawan, Rabu (12/5).

Pecahan uang yang disiapkan BI terbagi menjadi dua, yakni pecahan besar terdiri dari Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu, serta pecahan kecil yang terdiri dari Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000 dan Rp 2.000.

Nugroho menjelaskan, secara nilai, komposisi pecahan besar mencapai 84 persen dan pecahan kecil 16 persen. Namun secara jumlah lembar (bilyet) didominasi oleh uang pecahan kecil mencapai 67 persen dan pecahan besar 33 persen.

"Untuk uang pecahan kecil, pecahan lima ribuan menjadi favorit masyarakat mencapai 36 persen, diikuti pecahan sepuluh ribuan 25 persen, dua ribuan 24 persen, dan dua puluh ribuan 12 persen," ungkapnya.

Nugroho juga menyebut ada peningkatan penarikan uang pecahan besar. Dia menilai, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hal itu juga ditujukan untuk mengantisipasi pengisian mesin ATM selama libur Lebaran

Menurutnya, perbankan di Solo Raya sangat siap dalam melayani kebutuhan uang kartal masyarakat selama liburan Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

"Namun dalam kondisi pandemi, sangat disarankan untuk melakukan transaksi secara nontunai untuk membantu memutus rantai penularan virus saat melakukan transaksi," pungkas Nugroho.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement