Sabtu 15 May 2021 06:05 WIB

Infeksi Jamur Mematikan Sergap Pasien COVID-19 di India

Sejumlah pasien COVID-19 di India terinfeksi jamur hitam

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
India: Infeksi Jamur Mematikan Sergap Pasien COVID-19 di India
India: Infeksi Jamur Mematikan Sergap Pasien COVID-19 di India

Gambar pasien yang terinfeksi "jamur hitam" yang dalam istilah kedokteran disebut Mucormycosis sangat mengerikan. Kadang wajah pasien harus "dimutilasi" dalam operasi untuk menghentikan sebaran infeksi jamur. Penyakit mula-mula menyerang sinus dan paru-paru, yang kemudian menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan tulang. Jika jamur menyerang otak, akibatnya bisa fatal.

Infeksi jamur hitam terutama menyerang orang yang kekebalan tubuhnya lemah. Kelompok risiko antara lain pasien COVID-19 yang baru sembuh. Infeksi Mucormycosis sangat jarang terjadi dan biasanya ditularkan lewat kontak. India yang saat ini kewalahan menghadapi gelombang kedua pandemi corona, juga dihadapkan pada masalah besar lainnya, pasien bisa terinfeksi jamur mematikan ini.

"Situasinya sangat serius", kata Prof. Oliver Cornely dari European Excellence Center for Invasive Fungal Infections di Köln, Jerman. "Kolega di India melaporkan, jumlah kasus infeksi Mucormycosis meningkat dramatis. Di seluruh rumah sakit besar, rata-rata dua hari sekali ada pasien didiagnosa dengan penyakit jamur hitam ini. Berapa jumlah kasus sebenarnya, tidak diketahui secara pasti," ujar pakar penyakit jamur invasif itu.

Seperti dalam film horor

Jamur hitam yang berasal dari keluarga jamur buluk ini terutama menyerang permukaan tubuh. Dalam hal ini bukan hanya menginfeksi kulit melainkan juga jaringan tubuh yang kontak dengan udara. Spora jamur terisap saat bernafas, masuk ke sinus dan saluran pernafasan bawah yang lebih dalam lagi.

"Jamur mula-mula berkembang biak di dalam sinus dan lewat membran mukosa masuk ke dalam tulang," papar Cornely lebih lanjut. Jamur bisa terus berkembang biak dalam tulang dan masuk ke mata, tulang "soket" mata, otot dan jaringan saraf.

Dalam kasus parah, dokter ahli bedah terpaksa mengangkat mata seluruhnya, untuk menyelamatkan nyawa pasien. Hanya dengan tindakan operasi radikal seperti itulah jaringan yang terinfeksi bisa diangkat seluruhnya.

"Juga bisa terjadi, jamur menembus tulang dan langsung menginfeksi otak," kata pakar infeksi jamur Cornely. Dalam kasus seperti ini, biasanya berakibat kematian pasien. Tingkat fatalitas akibat infeksi jamur hitam itu antara 50 hingga 90 persen, tergantung seberapa cepat pasien ditangani dokter

Penderita diabetes paling terancam

Penyakit jamur hitam itu terutama sangat mudah menyerang penderita diabetes. Di India insidensi penyakit gula ini sangat tinggi. "Diabetes kadang-kadang sudah disebut epidemi. Yang menghadapi risiko sangat tinggi untuk terinfeksi Mucormycosis adalah penderita diabetes yang sama sekali tidak diobati," ujar Cornely lebih lanjut.

Diabetes melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga tubuh gampang diserang spora jamur. Pakar infeksi jamur itu menjelaskan, pada orang sehat, spora jamur berukuran mikroskopis yang terhisap saat bernafas, akan dinetralkan oleh sistem pertahanan tubuhnya.

Sementara pada penderita diabetes sistem ini tidak bekerja dengan baik. "Bahkan pada penderita diabetes yang sama sekali tidak dirawat, sel-sel mukosanya membentuk sebuah molekul, yang berfungsi sebagai reseptor pengikat spora jamur. Dengan begitu jamur bisa menempel di sana. Spora berkembang menjadi jamur berbentuk benang," kata pakar penyakit jamur Cornely.

Sulit dibendung akibat corona

Gejala serangan jamur hitam kadang tidak spesifik. Misalnya hanya mata atau hidung merah. Pada fase lanjut biasanya darah atau cairan hitam mengalir dari hidung, demam dan sulit bernafas.

Sangat penting untuk infeksi Mucormycosis ditangani jauh lebih awal. Karena jika sudah sampai pada fase lanjut, seringkali dokter bedah harus melakukan tindakan operatif, yang ibaratnya memutilasi wajah atau orang tubuh penderitanya. Selain itu, pada fase lanjut, jamur merusak jaringan yang biasanya menyalurkan obat ke lokasi yang terinfeksi.

Melonjaknya infeksi Mucormycosis di India berbarengan dengan gelombang kedua pandemi corona, antara lain dipicu melemahnya sistem pertahanan tubuh banyak pasien COVID-19. "Infeksi COVID-19 seringkali menyerang saluran pernafasan dan membuatnya luka. Jaringan epitel yang biasanya berfungsi sebagai sistem pertahanan juga rusak. Inilah persyaratan ideal bagi serangan jamur," ujar pakar infeksiologi dari Köln itu.

Jamur ini sejatinya jarang menyerang manusia. Tugas ekologis jamur buluk biasanya mengurai kayu, tanaman atau juga jasad manusia atau bangkai binatang. Dan di alam, jamur ini habitatnya ada di tanah atau pada makanan yang membusuk.

Namun, pakar infeksi jamur Cornely berspekulasi bahwa kondisi iklim di India, buruknya persyaratan kebersihan, kemiskinan dan populasi yang sangat padat mempengaruhi dan menguntungkan menyebarnya berbagai penyakit. Akibat pandemi corona, penyakit yang jarang muncul, termasuk Mucormycosis akhirnya mendapat kesempatan menginfeksi labih banyak orang.

(as/ gtp)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement