Sabtu 15 May 2021 01:11 WIB

Ahsan Heran dengan Kebijakan Turnamen Bulutangkis di Asia

Penundaan dan pembatalan tersebut dianggap tidak adil

Pebulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan (kiri) bersama Chief de Mission Indonesia Achmad Budiharto (kedua kiri) dan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pebulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan (kiri) bersama Chief de Mission Indonesia Achmad Budiharto (kedua kiri) dan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan mengaku heran dan mempertanyakan usaha Badminton Asia Confederation (BAC) dalam mengambil keputusan soal nasib seluruh turnamen bulu tangkis yang digelar di Asia.

Hal tersebut disampaikan Ahsan menanggapi penundaan dan pembatalan dua turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo, yakni Malaysia Open 2021 pada 25-30 Mei dan Singapore Open 2021, yang sedianya digelar pada 1-6 Juni.

Ini sebetulnya bukan penundaan pertama kali karena sebelumnya, Kejuaraan Asia yang seharusnya digelar April lalu juga telah dibatalkan terimbas pandemi COVID-19.

Penundaan dan pembatalan tersebut dianggap tidak adil mengingat kejuaraan bulu tangkis Eropa masih bisa berlangsung, tetapi tidak dengan kejuaraan di Asia.

“Ya pasti kurang adil ya. Tapi ini seharusnya tanggung jawab federasi badminton Asia (BAC), bagaimana usahanya untuk menyelenggarakan Kejuaraan Asia,” kata Ahsan di Jakarta, Jumat (14/5).

“Saya tidak tahu apakah mereka sudah berusaha atau cuma diam saja,” kata dia menambahkan.

Penundaan dan pembatalan dua turnamen itu membuat Ahsan dan para pebulu tangkis Indonesia lainnya kehilangan kesempatan mengikuti turnamen pemanasan menjelang Olimpiade Tokyo yang digelar Juli mendatang.

Tak hanya itu, keputusan tersebut juga amat disayangkan karena masih banyak pemain Asia, termasuk Indonesia yang tengah berjuang mengumpulkan poin demi lolos Olimpiade Tokyo.

“Ya sebenarnya sangat disayangkan karena banyak pemain yang masih mengejar poin untuk Olimpiade. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan BWF dan negara penyelenggara,” ucap pasangan Hendra Setiawan itu.

“Kami juga sudah tidak bisa mengukur sejauh kemampuan kami sebelum Olimpiade,” tambah dia.

Meski tanpa kedua turnamen tersebut, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sebetulnya sudah mengamankan satu tiket ke Olimpiade 2020 Tokyo bersama kompatriotnya sesama ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Ahsan/Hendra menempati peringkat kedua klasemen Road to Tokyo di bawah Marcus/Kevin yang berada di puncak klasemen.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement