REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rideineh mengatakan, bahwa diamnya Amerika Serikat atas konflik di tanah airnya telah mendorong kejahatan perang Israel. Diamnya pemerintahan Joe Biden disebutnya yang membuat tindakan Israel semakin menjadi di Jalur Gaza, Yerusalem, dan Tepi Barat.
"Keheningan pemerintah Amerika Serikat mengenai apa yang dilakukan Israel dan menggambarkannya sebagai pertahanan diri telah menyebabkan pembantaian di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem," katanya, Jumat (14/5).
Abu Rudeineh mendesak, pemerintah AS untuk secara aktif campur tangan untuk menghentikan Israel yang terus menyerang. "Itu jika (AS) tertarik pada perdamaian, keamanan regional dan internasional,"ujarnya
Dia mengatakan, Israel telah membuat situasi di kawasan menjadi tidak kondusif. Mereka menyerang pemukiman warga hingga situs suci Islam.
"Israel melancarkan perang melawan rakyat Palestina, tanah mereka dan situs suci mereka, menyeret kawasan itu ke dalam situasi di mana tidak ada yang dapat menanggung akibatnya dengan merugikan kepentingan kawasan dan dunia," katanya.
Meski diserang bertubu-tubi, menurutnya, rakyat Palestina tidak akan pernah menyerahkan atau meninggalkan tanah mereka. Yerusalem dan tempat-tempat suci di Palestina, telah terjaga lebih dari ratusan tahun karena kesabaran warga.
"Palestina dan Yerusalem akan tetap lebih besar dari semuanya, dan perdamaian serta hubungan dengan pihak mana pun tidak akan ada harganya. Semua demi kepentingan rakyat Palestina, hak-hak mereka, dan pelestarian konstanta nasional, kami akan tetap menjadi tujuan tujuan gerakan dan kebijakan," ucapnya.