REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aparat kepolisian menegaskan tak akan membiarkan penjual serbuk bahan peledak untuk petasan, yang merenggut empat korban jiwa di Jawa Tengah, lolos dari jerat hukum.
Untuk jajaran Polda Jawa Tengah masih terus memburu siapa pihak penjual bahan peledak secara online, yang telah merenggut empat nyawa di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen tersebut.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi yang dikonfirmasi mengungkapkan, kasus ledakan petasan yang mengakibatkan empat orang meninggal dan empat orang lainnya luka luka kini telah diambil alih oleh Polda Jawa Tengah.
“Untuk saat ini, kita masih mengejar penjual serbuk peledak untuk petasan yang didapatkan korban melalui online tersebut,” jelasnya, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (15/5).
Saat ini penanganan aparat Polda Jawa Tengah adalah mencari siapa penjual serbuk peledak untuk petasan di Kabupaten Kebumen tersebut. Kalau sudah ada perkembangan dan titik terang mengenai siapa pihak yang menjual serbuk peledak untuk petasan tersebut, nanti juga bakal disampaikan kapolda Jawa Tengah kepada masyarakat.
“Tunggu saja, polisi masih bekerja untuk mencari penjual serbuk bahan peledak untuk petasan yang telah mengakibakan insiden ledakan hingga empat orang warga Kebumen meninggal dunia tersebut,” tegas kapolda.
Seperti diberitakan sebelumnya empat korban meninggal dunia akibat ledakan yang terjadi saat beberapa warga Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen sedang membuat petasan, pada Rabu (12/5) sekitar pukul 17.30 WIB.
Ke-empat korban masing- masing adalah Muhammad Taufik Hidayat (27), Rizky (19), Rio Dwi Pangestu (22) serta Sugiyanto (23). Korban Sugiyanto merupakan korban jiwa terakhir yang meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Prembun, Kabupaten Kebumen.