REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Para pelaku usaha di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, melakukan protes atas ditutupnya objek wisata tersebut. Mereka mengaku mengalami kerugian akibat penutupan yang dilakukan secara mendadak.
Salah seorang pelaku usaha di Pantai Batukaras, Nurhayati (37 tahun), menilai kebijakan penutupan objek wisata di Kabupaten Pangandaran terlalu berlebihan. Sebab, libur Lebaran merupakan merupakan momen para pelaku usaha dapat mendapatkan keuntungan lebih dari hari biasa.
Alih-alih untung, para pelaku usaha di pantai yang berlokasi di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, itu malah rugi akibat penutupan yang dilakukan secara mendadak. "Kalau ditutup total, kasihan anak-anak kami mau makan apa," kata dia, Ahad (16/5) pagi.
Menurut dia, jika penutupan dilakukan sejak jauh-jauh hari dan diinformasikan kepada para pelaku usaha, hal itu tak akan menjadi masalah. Namun, lantaran penutupan dilakukan dengan mendadak, kerugian para pelaku usaha, khususnya pedagang menjadi berlipat ganda. Sebab, para pedagang telah mengeluarkan modal besar untuk menjajakan barang kepada wisatawan di momen libur Lebaran.
Nurhayati mengaku harus meminjam uang untuk modal berjualan saat Lebaran. Uang yang dipinjamnya berkisar Rp 10 juta.
Ia menjelaskan, pinjaman itu tetap harus diganti. Sementara barang dagangannya belum sampai separuhnya terjual. Ditambah lagi, kunjungan wisatawan menjadi sepi akibat penutupan.
"Kalau mau ditutup harusnya dari awal, jadi kita tak sampai pinjam modal, seperti tahun kemarin. Kalau sekarang kayak dikasih harapan palsu," ujar perempuan yang berjualan di kawasan Pantai Batukaras itu.
Ia berharap, pemerintah dapat memberi kelonggaran untuk aktivitas pariwisata di Kabupaten Pangandaran. Dengan begitu, para pedagang masih bisa menjajakan barangnya kepada wisatawan. "Kalau bisa di-shift boleh, asal jangan ditutup total," kata dia, sambil meneteskan air mata.
Salah seorang pedagang lainnya, Johan (26) juga mempertanyakan keputusan pemerintah yang menutup objek wosata di Pangandaran secara mendadak. Ia juga mengalami kerugian besar akibat penutupan yang dilakukan mendadak.
"Saya juga banyak kerugian sebagai pedagang. Modal pinjam, belum ketutup. Saat kita usaha, tapi sudah ditutup. Dari mana kita pendapatannya?" kata dia.
Ia berharap pemerintah dapat kembali membuka objek wisata di Kabupaten Pangandaran, sehingga para pelaku usaha dapat kembali beraktivitas. Para wisatawan yang datang dari luar Pangandaran yang sudah terlanjur datang. "Buka lah. Kasihan semua," kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika, akses masuk ke kawasan Pantai Batukaras dijaga oleh petugas gabungan. Hanya orang-orang dengan kepentingan tertentu yang diperbolehkan masuk. Sementara wisatawan tak boleh.
Objek wisata Pantai Batukaras ditutup sejak Ahad pukul 00.00 WIB. Penutupan dilakukan usai sebuah video yang diunggah warganet mengenai kondisi Pantai Batukaras yang padat wisatawan viral di media sosial pada Sabtu (15/5).
Kendati demikian, masih terdapat sejumlah wisatawan di kawasan itu. Mereka adalah wisatawan yang terlanjur menginap di penginapan di kawasan Pantai Batukaras. Namun, para wisatawan itu tak diperkenankan ke bermain wilayah pantai.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran menutup objek wisata Pantai Batu Karas per Ahad pukul 00.00 WIB. Kawasan itu ditutup lantaran kunjungan wisatawan di pantai tersebut ramai.
"Memang Batukaras akan ditutup sejak pukul 00.00 WIB malam ini," kata Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran, Suheryana, saat dihubungi, Sabtu malam.
Ia menyebutkan, penutupan itu dilakukan karena terlalu banyak pengunjung. Apalagi, para pengunjung abai prokes.
Menurut dia, setiap hari terdapat petugas yang berjaga di kawasan pantai itu. Namun, lantaran sedang musim liburan, wisatawan yang datang di luar prediksi.