REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, hingga Ahad (16/5), sebanyak 174 warga Gaza, 47 di antaranya anak-anak, telah meninggal akibat serangan Israel. Sementara korban luka mencapai 1.200 orang.
Dilaporkan laman Al Arabiya, jumlah korban meninggal dan luka diperkirakan akan bertambah. Sebab saat ini ambulans dan tim pertahanan sipil terus melakukan pencarian korban di puluhan reruntuhan gedung di Gaza.
Pada Ahad pagi, pesawat tempur Israel membombardir beberapa bangunan dan jalanan di bagian penting Kota Gaza. Serangan itu menghancurkan jalan utama menuju rumah sakit Shifa, yakni rumah sakit terbesar di wilayah yang diblokade tersebut. Sebuah rumah warga juga menjadi sasaran serangan Israel.
Menurut seorang pejabat Palestina, serangan udara Israel pada Sabtu (15/5) malam menyebabkan 23 warga Gaza tewas. Itu merupakan serangan tunggal paling mematikan sejak Israel melancarkan agresi ke Gaza pada Senin (10/5) lalu.
Pada Sabtu lalu, Israel juga menghancurkan gedung 12 lantai yang menjadi kantor Associated Press, Aljazeera, dan media massa lainnya di Gaza. Pengeboman itu berdampak pada terganggunya liputan internasional tentang konflik yang tengah berlangsung di sana. Beberapa organisasi media menilai, Israel memang sengaja melakukan hal itu untuk membungkam mereka.
Israel belum merilis keterangan atau pernyataan tentang serangan terbarunya ke Gaza. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas situasi di sana pada Ahad.