Ahad 16 May 2021 18:28 WIB

Setelah Digempur Israel, Gaza Hadapi Krisis Listrik

Jalur Gaza dijadwalkan alami pemadaman listrik Ahad (16/5).

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Serangan udara Israel menghantam gedung bertingkat tinggi yang menampung kantor The Associated Press di Kota Gaza, Sabtu (15/5).
Foto: AP / Khalil Hamra
Serangan udara Israel menghantam gedung bertingkat tinggi yang menampung kantor The Associated Press di Kota Gaza, Sabtu (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Setelah digempur serangan udara oleh Israel selama hampir sepekan, aliran listrik di Jalur Gaza berisiko terputus. Hal itu karena kurangnya suplai bahan bakar untuk mengoperasikan pembangkit listrik.

Jalur Gaza dijadwalkan mengalami pemadaman listrik pada Ahad (16/5). “Mereka akan kesulitan mengoperasikan pembangkit listrik karena tidak memiliki bahan bakar. Ini akan berdampak signifikan pada jumlah listrik di Gaza,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Zilberman saat diwawancara Times of Israel.

Baca Juga

Pada Kamis (13/5) lalu, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Times of Israel bahwa Gaza akan kehabisan stok bahan bakar untuk generator listriknya pada Ahad. Hal itu karena Israel menutup Penyeberangan Karem Shalom, tempat Gaza menerima sebagian besar pasokan bahan bakarnya.

Seorang pejabat Israel lainnya mengungkapkan, serangan roket Hamas turut berperan atas krisis suplai listrik di Gaza. “Roket Hamas merusak saluran listrik di sisi Israel (menuju Gaza),” ujarnya.

Hamas dan Israel terlibat pertempuran sejak Senin (10/5). Pada Ahad, militer Israel mengatakan, 2.900 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel sejak awal pekan ini. Sebanyak 10 warga Israel, dua di antaranya anak-anak, tewas akibat serangan tersebut.

Israel mengatakan telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 672 target militer di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, hingga Ahad, sebanyak 174 warga Gaza, 47 di antaranya anak-anak, telah meninggal akibat serangan Israel. Sementara korban luka mencapai 1.200 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement